BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– “Jadilah manusia yang berkontribusi pada kemajuan peradaban manusia” adalah motto dari Mahasiswa Unpas, Raihan Fajri Ramdhani yang akrab disapa Rai.
Motto tersebut yang mendorong Rai untuk melakukan hal-hal yang positif dan produktif di dalam hidupnya.
Pemuda yang lahir di Tasikmalaya, 21 Desember 2000 ini aktif berorganisasi, dirinya juga menjadi Kadiv Keamanan di Tarka
Komplek, Ketua Tarka di Blok tempat dirinya tinggal dan menjadi Komandan Detasemen Markas di Menwa.
“Memantau keamanan kegiatan atau lingkungan komplek, mengurus personil Tarka itu tugas sehari–hari saya di lingkungan tinggal saya,” terangnya.
“Selain itu, pengaturan piket markas, pengamanan teritorial markas, pelayanan markas, dan kebersihan markas itu tugas sehari-hari saya di Menwa,” imbuhnya.
Rai juga bercerita bahwa ia juga hobi menembak atau shooting range, gaming, membaca buku, belajar bahasa baru dan mengutak – atik software atau mengoding.
“Saya suka menembak karena ada satisfying yg unik ketika peluru mengenai sasaran,” terangnya.
Sementara itu, gaming terang Rai karena ia dapat melepas penat dari ruwetnya kehidupan.
“Saya juga senang membaca buku karena buku itu mengandung ilmu – ilmu yang jarang didapat di sekolah atau kuliah sehingga membuka wawasan pemikiran lebih luas,” tambahnya.
Adapun belajar bahasa baru, karena Rai ingin bisa berkomunikasi lebih jauh dengan orang lain.
“Saya suka mengoding karena ada kepuasan tersendiri ketika bisa membuat sebuah software dari nol menjadi sesuatu yang sangat kompleks,” ujarnya kepada PASJABAR.
Rai juga bercerita bahwa ia menyukai warna hitam karena melambangkan ketidak adaan atau nothingness, tanpa ada ketidak adaan tidak akan ada keadaan.
“Untuk makanan, saya paling suka makanan ayam geprek, paduan renyah dan juicy daging ayam dan pedasnya sambal ga bisa ditahan hehe…” ujarnya.
Ke depan Rai berharap dalam lima tahun ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri secara ekonomi, lebih bijak dan bekerja di instansi militer atau sipil.
“Saya juga bercita – cita ingin menjadi atase pertahanan Indonesia. Menjadi seorang atase pertahanan merupakan posisi yang sangat strategis. Mengetahui informasi yang tidak bisa dipublikasi dan wewenang yang cukup besar. Membantu membangun negara Indonesia secara militer,” ungkap mahasiswa Universitas Pasundan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) jurusan Hubungan Internasional Semester V.
Soal prestasi, Rai mengatakan bahwa prestasi tidaklah hanya piala atau penghargaan, ia rasa prestasi terbesarnya adalah bisa
mengalahkan prokastinasi yang selalu melekat pada dirinya.
“Selain itu saya berhasil lulus ujian Oracle Academic dan mendapatkan sertifikat dari Oracle. Sertifikat Oracle diberikan kepada progammer yang telah lulus menyelesaikan Oracle Academic dan lulus ujian tes. Menandakan bahwa orang tersebut memiliki kompetensi dalam bidang database (sistem database yang berbasis Sql bukan Excel dan juga
pemrogaman menggunakan bahasa pemrograman Java)” tuturnya.
Pemilik tinggi 180 CM ini juga mengatakan bahwa ia mengidolakan Gus Dur.
“Gus Dur bisa dikatakan merupakan Presiden benar di waktu yang salah. Beliau mengajarkan saya bahwa hidup itu penuh dengan keanekaragaman dan hormatilah perbedaan yang ada. Beliaulah yang membuat saya menjadi orang yang futurist dan pluralist seperti beliau,” ulasnya.
Rai juga mengaku selalu terinspirasi daru lingkungan
sekitarnya.
Ia selalu melihat banyak orang – orang yang kurang mampu tetapi bisa berbuat kebaikan
yang lebih darinya atau perilaku orang yang kurang secara normatif. Sehingga selalu menginspirasinya untuk menjadi pribadi yang tangguh, bijak, dan cerdas.
“Dalam memandang hidup, saya memaknai positive nihilism, memang ketika kita sudah pergi nanti kita tidak akan dikenang secara abadi. Cepat atau lambat
tidak akan ada yang mengenal atau mengenang diri dan jasa yang kita lakukan. Tapi itulah kehidupan
berbuatlah baiklah kepada sesama selama hidup. Buatlah waktu hidupmu menjadi bermakna bagi
dirimu sendiri. Sehingga bila kematian memanggilmu dirimu sudah puas akan hidup di dunia. Live a life you will remember,” urainya.
Sulung dari dua bersaudara ini juga mengatakan bahwa ia selalu bersemangat dalam menjalani hidup karena ia menyadari bahwa dunia yang selalu berkembang dan dinamis. Persaingan yang semakin ketat, namun tidak diiringi dengan
kemajuan intelektualitas manusia membuatnya selalu bertarung untuk masa depan saya dan manusia.
“Saya ingin berbagi ilmu kepada mereka yang membutuhkan, saya ingin mengedukasi, itulah sekiranya yang terus memotivasi saya,” sambungnya.
Terakhir Rai juga menyampaikan pesan kepada kita untuk terus berpikir dan memperluas pandangan seperti yang disampaikan oleh Nietzsche.
“Saya ingin orang–orang paham dengan pepatah yang dikemukakan oleh Nietzsche, yaitu “He who fights with monsters should be careful lest he thereby become a monster. And if thou gaze long into an abyss, the abyss will also gaze into thee”.
“Terkadang dalam hidup kita harus melawan sesuatu entah itu
seseorang atau konsep itu tersendiri yang kita anggap sebagai sesuatu yang buruk, namun tanpa
disadari kita menjadi “sesuatu” itu tersendiri yang kita lawan,” pungkasnya. (tiwi)