DEPOK, WWW.PASJABAR.COM — Guru Besar Tetap bidang Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Prof. Dr. Ir. Setyo Sarwanto Mursidik, D.E.A menjelaskan ada berbagai permasalahan pengelolaan air yang dihadapi. Padahal air sangat penting untuk kehidupan manusia dalam semua aktivitasnya.
“Batas kritis pengelolaan air yang kita kenali, merupakan tantangan interaksi sistem lintas skala, bersifat multidisiplin ilmu, dari dimensi teknis dan non-teknis. Sulit untuk menetapkan batas-batas tata kelola yang jelas dan ditindaklanjuti secara kolektif, ketika daerah aliran sungai (DAS) saling berhubungan dengan aliran air permukaan, air laut, dan air tanah yang saling terkait. Terlebih lagi, kebutuhan air perkotaan dan pedesaan sangat dipengaruhi oleh skala pengelolaan secara lokal dan regional,” kata Setyo dikutip dari laman UI, Jumat (19/11/2021).
Selain itu, sambung Setyo tantangan lain yang dihadapi mengenai permasalahan air, di antaranya pengelolaan air hujan dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Peningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang mendorong penggunaan energi semakin efisien dan perhatian terhadap emerging kontaminan.
Termasuk juga kepatuhan pada undang-undang, merupakan hal penting dari aspek manusia yang bermuara pada tata kelola air, serta pembiayaan infrastruktur yang disediakan.
Solusi masalah air
Setyo meberikan berbagai solusi untuk permasalahan air tersebut. Pertama, emerging technology pengolahan yang digunakan. Kedua, pengendalian sumber polusi dan perubahan perilaku. Ketiga, penghijauan kota dan solusi berbasis daerah tangkapan yang diterapkan melalui ruang terbuka hijau (RTH) dan konsep bioswole. Keempat, pengolahan limbah terkonsentrasi dan instalasi lebih hemat energi.
Kelima, pendekatan inovasi untuk penyediaan pengolahan air limbah pedesaan melalui pendekatan teknologi alami seperti wetland. Keenam, pembiayaan berkelanjutan mencakup investasi infrastruktur. Ketujuh, mengaktifkan ekonomi sirkular pada setiap pemanfaatan timbulan yang memiliki nilai tambah secara ekonomi.
Solusi tersebut, kata Setyo dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk antara lain rumah pintar & IoT yang dapat mencegah bencana terkait air, memantau penggunaan air setiap hari, dan penggunaan detektor kebocoran air pintar berbasis internet.
Lalu Internet of Nature (IoN) merupakan komponen ekosistem perkotaan dan dinamika keterkaitannya digambarkan dan direpresentasikan melalui teknologi dan aplikasi digital. Daur ulang air terdesentralisasi untuk aplikasi skala kecil/terbatas. Pembangkitan air atmosfer (Atmosferic Water Generator). Kemudian, mengumpulkan dan memanenkan hujan, desalinasi bertenaga surya, infrastruktur biru-hijau, dan inovasi air berbasis kegiatan pertambangan.(ytn)