HEADLINE

Peneliti ITB Rekomendasikan Bahan Ini untuk Bahan Bakar Mobil Listrik

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM Peneliti dari Program Studi Teknik Material Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, Afriyanti Sumboja, Ph.D., mengusulkan nikel sebagai bahan baku pengganti untuk pembuatan katoda baterai pada mobil listrik.

Alasannya, selama ini katoda yang biasanya mengandung bahan baku zat litium. Pada penerapannya, kata dosen ITB ini, baterai yang menggunakan litium sebagai bahan baku pembuatan katoda kurang memiliki kapasitas energi yang tinggi. Sehingga penggunaan mobil listrik, yang bersumber bahan bakar baterai ini tidak menjadi efektif karena jarak tempuhnya yang relatif kecil.

Dengan nikel, sambung Afriyanti, merupakan salah satu unsur, yang memiliki kelebihan dalam menghasilkan kapasitas energi yang tinggi akibat reaksi reduksi/okdisasi yang terjadi. Namun, karena sisi negatif yang dimilikinya, yaitu tidak stabil, maka diperlukan bantuan unsur lain dalam proses pembuatannya.

Dalam hal ini, mangan dan kobalt dipilih sebagai unsur pelengkap bahan baku pembuatan katoda karena sifatnya yang stabil. Sehingga bisa mengatasi permasalahan, yang dihadapi dari nikel.

“Sisi positif dari penggunakan nikel adalah reaksi reduksi oksigen, yang dapat menghasilkan densitas energi yang tinggi. Sisi negatifnya, material ini tidak stabil sehingga densitas energi yang dihasilkan akan cepat turun atau dengan kata lain, baterai akan cepat rusak. Oleh karena itu, unsur kobalt dan mangan dibutuhkan untuk menjaga stabilitas strukturnya,” beber Afriyanti, dikutip PASJABAR dari laman ITB, Sabtu (27/11/2021)

Lebih lanjut, Afriyanti menjelaskan, akibat dari sisi positif dan negatif yang dimiliki masing-masing unsur, pembuatan katoda dengan bahan baku ini memerlukan komposisi yang tepat, agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

Teknologi baterai

Hingga saat ini, jenis baterai yang dikembangkan dengan material ini memiliki dua tipe. Yaitu NCA dan NCM. Kedua tipe ini digolongkan berdasarkan jenis unsur material digunakan, misalkan NCM yang terbuat dari nikel, kobalt, dan mangan.

Afriyanti mengingatkan perkembangan teknologi baterai di masa depan akan semakin meningkat pesat, karena kebutuhan energi di alam semesta cukup beragam. Selain itu, semua orang di muka bumi ini pasti menginginkan suatu teknologi baterai yang aman, tahan lama, cepat dalam pengisian daya. Tentunya, dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah. (ytn)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Sustainability Bond bank bjb Oversubscribed Hingga 4,66 Kali

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…

3 jam ago

Sengit! Persib Kandaskan Borneo FC Lewat Gol Ciro Alves

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…

4 jam ago

Cucun Syamsurijal Laporkan Anggota DPRD Kab. Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…

5 jam ago

Cucun Syamsurijal: Pilkada Ibarat Sepak Bola

KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…

6 jam ago

Peluang Emil Audero di Timnas Indonesia Kata Erick Thohir

WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…

7 jam ago

Insting Shin Tae-yong Terbukti di Laga Kontra Arab

WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…

8 jam ago