GARUT, WWW.PASJABAR.COM – Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari, untuk Kecamatan Sukawening dan Karang Tengah yang terdampak banjir bandang pada Sabtu 27 November 2021.
Pihaknya akan segera mengevaluasi, terkait indikasi kerusakan alam di hulu akibat alih fungsi lahan, yang tidak sesuai atau penyebab lain dari banjir tersebut.
“Untuk alih fungsi ini akan dievaluasi, tapi secara kasat mata kita menyimpulkan harus banyak tegakan lagi. Pak Wagub sudah menginstruksikan kepada dinasnya, Dinas Kehutanan untuk bersama Kabupaten Garut memperbanyak tegakan keras,” kata Helmi dikutip dari rilisnya, Senin (29/11/2021).
Helmi mengungkapkan,sebanyak 307 rumah terdampak. Terdiri dari sekitar 190- an rumah di Kecamatan Karang Tengah. Untuk Kecamatan Sukawening, sebanyak 112 rumah. Adapun kerusakan terjadi pada tiga rumah dan satu rumah hanyut.
“Sekarang Pak Wagub menyampaikan ini tidak boleh ada akses terputus termasuk akses ke rumah. Makanya masyarakat bersih-bersih bersama pemerintah dan TNI/ Polri. Warga yang rumahnya rusak kalau perlu mengungsi, kalau cukup ke tetangga atau saudara,” pinta Helmi.
Penyebab banjir
Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Dani Ramdan mengklaim, banjir bandang terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi pada Sabtu dan berlangsung dengan durasi lebih dari dua jam.
“Ini terjadi setelah intensitas hujan terjadi lebih dari dua jam. Jam 2 siang kemarin terjadi air bah atau bandang berakhir sampai jam 6 sore. Tetapi ini kalau yang penyebab langsungnya intensitas hujan yang cukup tinggi. Kerusakan alamnya sedang kita kaji juga ini terjadi seperti ini juga karena sedimentasi, sedimentasi berasal dari erosi, erosi tentunya dari kerusakan di hulu,” ,” ungkap Dani
Adapun upaya penanggulangan bencana, kata Dani, terus dilakukan, seperti pembersihan saluran-saluran sehingga tidak terjadi hambatan air. Saat ini pun air sudah mengalir lancar. Selanjutnya membersihkan rumah-rumah warga dan sarana umum seperti masjid.
“Korban jiwa tidak ada, kecuali yang mengungsi saja ke keluarga terdekat. Rumah-rumah hanya satu yang hanyut, tiga rusak, yang lainnya bisa tetap ditinggali, dibantu pembersihan dengan unit Damkar dan juga dari TNI/Polri, juga para relawan,” sambung Dani.
Untuk makanan, logistik, baik dari BPBD kabupaten dan provinsi sudah didrop dan juga bantuan air bersih melalui tangki air.
“Besok kita lihat kondisi sumur-sumur. Kalau tidak terjadi hujan lagi, Insya Allah air sumur juga bisa kembali digunakan tinggal jangka panjangnya perbaikan sistem per-pipaan,” imbuh Dani.
Salah satu warga terdampak banjir bandang, Henti, bercerita bahwa saat air mulai naik, ia dan anak- anaknya cepat-cepat mengungsi ke rumah kerabatnya yang aman.
“Rumah ditinggal saja, yang penting selamat jiwa. Rumah sekarang doyong (reyot). Sekarang lihat rumah begini mengungsi dulu. Ingin dibetulin, kalau bisa nanti dibantu,” ucap Henti. (ytn)