JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) meminta Ditjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan (Kemenhub), untuk mereaktivasi beberapa jalur kereta api yang kini tidak aktif. Tujuannya, untuk mempercepat konektivitas dan mengurangi kemacetan di Jawa Barat.
“Kami butuh konektivitas di dalam kota supaya kereta cepat itu dapat terkoneksi di Bandung Raya. Ini sejauh mana, konektivitas di Kota Bandung. Sekarang ada konsep ada melanjutkan kereta cepat dari Kota Bandung ke Kertajati. Paling tidak kita dapat koordinasi agar masyarakat Jawa Barat tidak ada ruginya,” kata Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Hasbullah Rahmad kepada Ditjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan (Kemenhub), di Jakarta Selasa (28/12/2021).
Hasbullah mengungkapkan, salah satunya reaktivasi jalur kereta api Rancaekek – Tanjungsari agar segera terlaksana. Ini merupakan salah satu cara, untuk menghubungkan beberapa wilayah ke destinasi-destinasi wisata yang ada di Jawa Barat.
“Sekarang untuk reaktivasi untuk Rancaekek-Tanjungsari, reaktivasi ini dapat menjadi konektivitas dari beberapa wilayah terutama ke beberapa destinasi wisata,” jelas Hasbullah.
Kemacetan
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Jajang Rohana juga mengakui jika kereta api merupakan alat transportasi yang paling nyaman. Namun dirinya menyayangkan, saat ini banyak jalur yang sudah ada dari zaman dulu dan sekarang tidak aktif.
“Masukkan saja kepada kementerian, bahwa emang angkutan masal yang nyaman adalah kereta api. Saya sangat sedih sekali, ini dari zaman Belanda, kenapa ini sekarang tidak aktif,” tambah Jajang.
Jajang melihat, di wilayah Bandung Raya diprediksi beberapa tahun kedepan akan terjadi peningkatan kemacetan karena mobilitas masyarakat. Kereta api dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan jika beberapa jalurnya diaktifkan kembali.
“Terus juga mungkin, saya memikirkan dengan transportasi di Bandung Raya, jalan di Bandung banyak. Saya pikir di Bandung Raya 10 tahun kedepan, akan menjadi kemacetan yang lebih dari sekarang. Saya berharap rel-rel kereta api dapat direaktivasi, seperti Garut, Bandung, Ciwidey,” katanya.
Jajang juga meminta agar Ditjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, dapat mengoptimalkan angkutan barang berbasis rel. Menurutnya risikonya besar dan memakan waktu lama, jika mengangkut barang terutama bahan pokok dan kebutuhan lain melalui jalur tol atau jalan arteri
“Mengenai perbaikan, mengapa ini angkutan barang tidak berbasis rel, karena berbahaya sekali jika melewati jalan biasa,” tambahnya.
Jajang juga mendorong agar reaktivasi jalur kereta api Banjar – Pangandaran, karena itu merupakan jalur wisata yang jalur arteri nya sering terjadi kemacetan
“Saya sangat mendorong juga dari Banjar ke Pangandaran, karena ini jika di aktivasi ini, para wisatawan tidak akan merasakan kemacetan,” tutupnya. (ytn)