BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pakar Agribisnis IPB University, Dr Rachmat Pambudy mengimbau pemerintah melakukan pendataan produksi telur di tingkat peternak. Hal ini sebagai upaya untuk mengatasi gejolak harga, seperti yang terjadi sejak pertengahan Desember 2021.
“Perlu mencatat hasil produksi yang baik dan ada mekanisme penentuan harga. Selain itu, harus ada badan penyangga seperti Bulog serta adanya tindakan yang kongkrit agar bisa dievaluasi regulasinya mengenai prediksi dan pengadaan kebutuhan bibit ayam petelur. Selain itu, bisa dievaluasi juga regulasi tentang larangan penjualan hatching egg (telur infertil) ayam negeri agar tidak sampai ke konsumen,” katanya seperti dikutip PASJABAR, Sabtu (8/1/2022).
Menurutnya, kenaikan harga telur yang terjadi karena meningkatnya permintaan konsumen menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
“Hal ini terjadi hampir setiap tahun. Pernah satu waktu, telur ras itu jatuh (harganya) disebabkan oleh banyaknya usaha baru di sektor peternakan ayam ras petelur. Karena tidak adanya pengendalian produksi, pernah terjadi kekurangan stok telur yang disebabkan oleh penurunan populasi ayam petelur di Kabupaten Blitar Jawa Timur,” imbuhnya..
Jadi, lanjutnya, peningkatan permintaan konsumen akan berdampak pada peningkatan harga telur. Selain itu, distribusinya juga masih cukup panjang, tidak langsung ke konsumen.
“Dan faktor lainnya adalah telur menjadi salah satu produk yang dibagikan oleh pemerintah dalam program bantuan sosial ke masyarakat selama masa pandemi,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya, yang bertanggung jawab atas kenaikan harga telur itu berbeda-beda. Kadang kenaikan harga terjadi karena pasar yang mengendalikan atau adanya instruksi harga yang dikendalikan oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perekonomian.
“Agar tidak terjadi kerugian besar terhadap beberapa pihak, sebaiknya memang stabilitas harga diatur oleh pemerintah. Saat tinggi, pemerintah bisa menjaga dan ketika harga rendah, pemerintah bisa menopang. Karena proses untuk sampai ke konsumen itu perlu proses yang panjang,” tegasnya. (ytn)