JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM — Hasil survei Indikator Politik Indonesia pada akhir 2021 mencatat program guru penggerak (PGP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dinilai berdampak baik bagi para guru. Survei dilakukan kepada 983 responden yang menyambut PGP dengan positif.
Sebanyak 99,9 persen guru (68,5 persen sangat setuju dan 31,4 persen setuju) menilai PGP berhasil meningkatkan kemampuan guru berinovasi.
Peneliti Senior Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil, menerangkan hasil survei menemukan para responden merasakan beragam manfaat program baik, bagi individu guru dan sekolah, serta efektif meningkatkan kapasitas kepemimpinan.
“Aspek administrasi dan sistem informasi PGP secara umum dinilai sudah baik. Hampir semua setuju atau sangat setuju bahwa informasi tentang Guru Penggerak mudah diperoleh dan dipahami, sistem pendaftaran dan seleksi mudah dilakukan, persyaratan bagi pendaftar mengakomodasi minat pendaftar, dan durasi pendidikan sudah sesuai,” kata Adam seperti dikutip PASJABAR dari laman kemdikbud, Jumat (20/1/2022).
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Praptono, mengungkapkan respons para guru Indonesia terhadap PGP tumbuh dengan baik.
“Peserta luar biasa. Padahal, awalnya mereka tidak tahu apa yang akan didapatkan dari program ini. Tapi mereka benar-benar berangkat dari niat tulus melakukan perubahan, meningkatkan profesionalisme dan kompetensi, sehingga terjadilah transformasi pendidikan. Maka Kemendikbudristek mengajak para guru hebat Indonesia mengambil bagian dalam transformasi pendidikan lewat program guru penggerak,” ucap Praptono.
“Sehingga di angkatan V ini, kami yang hanya akan merekrut delapan ribu Calon Guru Penggerak, harus menyeleksi lebih dari 100 ribu peserta dari 160 kabupaten/kota. Mudah-mudahan tren positif ini bisa kita jaga sehingga semakin banyak guru-guru yang bisa kita siapkan jadi agen perubahan. Kalau gurunya hebat, kepala sekolahnya hebat, pasti pembelajarannya bisa semakin baik,” tutur Praptono. (*/ytn)