BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Prof. Dr. H. Horas Djulius S.E. Dikukuhkan menjadi guru besar Universitas Pasundan pada Sabtu (19/2/2022) di Aula Mandalasaba Ir. H. Djuanda Lantai VIII Kampus Unpas Taman Sari No 6-8 Kota Bandung.
Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., menyampaikan bahwa dengan dikukuhkannya Prof Prof. Dr. H. Horas Djulius S.E. maka total guru besar yang ada di Unpas sebanyak 23 orang.
“Ini merupakan sebuah kebahagiaan bagi Unpas dapat menambah guru besar dalam bidang ilmu ekonomi,” tuturnya.
Hal ini sambung Prof Eddy mendukung Unpas untuk memberikan kontribusinya, di mana sebelumnya 17 dosen tetap Unpas masuk ke dalam ilmuan tingkat nasional, regional dan dunia.
“Sebuah kebanggan bagi kami bahwa SDM Unpas dapat berkontribusi dalam tridharma perguruan tinggi,” ujarnya.
Prof Eddy menyebut jika Prof Horas adalah sosok yang berprestasi dan memiliki banyak karya, ia pun berharap pencapaian yang dilakukan Horas dapat menginspirasi dosen lainnya.
“Selamat kepada Prof Horas, karena capaian tertinggi dalam bidang akademisi adalah menjadi seorang guru besar. Semoga terus melahirkan karya baru, baik karya ilmiah, pengabdian kepada masyarakat ataupun membuat buku,” ujarnya.
Ia pun berharap ke depan Unpas dapat kembali menjadi kampus yang memiliki guru besar terbanyak di Wilayah LLDIKTI Wilayah IV Jabar dan Banten.
Adapun Ketua PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H.M Didi Turmudzi, M.Si menyampaikan kebanggan dan apresiasinya atas dedikasi dan karya Prof Horas sehingga dapat meraih guru besar.
“Prof Horas tidak hanya menjadi kebanggan keluarga, tapi juga kebanggan Unpas dan Pengurus Besar Paguyuban Pasundan. Ke depan semoga terus memberikan karya terbaik yang dapat memberikan kebermanfaatan dan kemaslahatan,” ujarnya.
Prof Didi melanjutkan bahwa diharapkan Prof Horas dapat membantu kelembagaan dalam hal ini Unpas untuk semakin maju dan terdepan.
“Unpas tidak lahir sehari, Unpas merupakan perjalanan sejarah yang teruji dalam situasi sulit, telah memberikan karya nyata dan kini memiliki akreditasi unggul. Harapannya Unpas ke depan menjadi komunitas akademik internasional yang mengusung nilai Islam dan sunda, yang didukung oleh guru-guru besar yang hebat seperti Prof Horas,” ungkapnya.
Adapun Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T. menyampaikan bahwa jumlah profesor di Wilayah LLDIKTI Wilayah IV dari 26.599 dosen hanya 168 orang yang menjadi profesor, maka ia sangat menyambut lahirnya guru besar Unpas.
“Mampu menjadi guru besar, adalah sebuah pencapaian luar biasa, bukan hanya untuk Prof Horas pribadi tapi juga Unpas, institusi yang telah mendorong jenjang jabatan akademik,” ulasnya.
Samsuri mengatakan bahwa kelahiran Profesor di Wilayah LLDIKTI Wilayah IV tergolong langka, di mana pada tahun 2021, hanya 7 Profesor yang lahir, maka dari itu pihaknya menargetkan akan lahir 14 profesor pada tahun 2022.
“Hadirnya para profesor dapat membantu bangsa dan negara untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas, semoga Prof Horas memiliki komitmen tinggi untuk memajukan Unpas dengan karya hebatnya,” tandasnya.
Adapun orasi ilmiah Prof. Dr. H. Horas Djulius, SE berjudul “Menjembatani Kreatifitas dengan Pertumbuhan Ekonomi Serta Peran Perguruan Tinggi di Dalamnya”.
Dalam orasinya, Prof Horas menyampaikan tentang peran yang dapat diambil oleh perguruan tinggi dalam menjembatani kreativitas dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Ada tahap-tahap yang harus dilalui oleh ide kreatif untuk dapat berubah wujud menjadi produk kreatif dan menjadi bagian dari penciptaan nilai tambah dalam perekonomian. “Pada setiap bagian itu saya yakin bahwa perguruan tinggi memiliki peran yanng signifikan untuk menjembatani kreativitas dengan pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Adapun hal tersebut yakni, insan kreatif harus dijamin kemunculannya, keativitas harus muncul dalam bentuk inovasi pembuatan produk kreatif, hadirnya entrepreneur, pemerintah harus menjadi regulator dan enabler hadirnya kota kreatif dan industri kreatif adalah wahana untuk menerjemahkan ide kreatif ke dalam nilai tambah yang dihasilkan oleh perekonomian.
“Yang pertama dan utama adalah pendidikan tinggi tentu harus menghasilkan lulusan yang berkarakter kuat sesuai dengan nilai nilai agama, budaya dan keindonesiaan yang terdiri atas beragam agama, suku dan budaya,” ungkapnya.
Yang berikutnya sambung dia adalah pendidikan tinggi juga harus menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu beradaptasi di era disrupsi seperti saat ini dan saat mendatang.
“Pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab menial ekosistem yang dapat memastikan hadirnya kreativitas, menjadi wahana yang mengubah kreativitas yang diteruskan menjadi inovasi, menjadi rumah bagi munculnya bibit-bibit entrepreneur, dan menjadi mitra bagi pemerintah dalam menelurkan kebijakan yang konstruktif,” tandasnya. (tiwi)