PASBANDUNG

Selain Harga Kedelai, Ini Alasan Pengarjin Tahu Tempe di Bandung Mogok Produksi

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM Meski diimbau untuk tetap berproduksi, namun tahu dan tempe tetap sulit didapat di pasar tradisional di Kota Bandung.

“Sebelumnya, kan ada imbauan untuk tidak berproduksi dari KOPTI (Koperasi produsen tempe tahu Indonesia,red). Namun Minggu 20 Februari, ada imbauan susulan, KOPTI minta agar tetap berproduksi,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah, kepada wartawan Senin (21/2/2022).

Karena imbauan susulan yang mendadak ini, Elly mengatakan banyak pengrajin tahu tempe yang sudah terlanjur memulangkan dan meliburkan para pekerjanya.

“Sehingga untuk yang para pekerjanya terlanjur pulang, mereka tidak bisa berproduksi,” tambah Elly.

Akibatnya di pasar tradisional cukup sulit mendapatkan tahu dan tempe, khususnya di Pasar Sederhana. Untuk hari-hari selanjutnya, Elly mengatakan belum bisa memastikan.

“Sangat bergantung kepada para pengrajin, ya. Tidak bisa dipastikan dari sekarang,” tambahnya.

Elly kembali menegaskan, ketersediaan kacang kedelai aman untuk dua bulan ke depan. Walaupun tidak bisa dikatakan normal.

“Karena adanya inflasi, COVID, dan masalah cuaca, maka harga kacang kedelai dunia meningkat. Tapi meski harganya naik, namun ketersediaan kacang kedelai aman,” paparnya.

Harga tempe tahu harus naik

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Paguyuban Tahu Cibuntu, Rustaya, mengatakan, mau tidak mau harga tempe dan tahu di pasaran memang harus naik.

“Karena, selain harga dasar bahan baku utama baik, harga bahan tambahan seperti garam, kunyit dan harga mentega juga naik,” tuturnya.

Sehingga para pedagang juga mempunyai pilihan, untuk menaikkan harga jual atau, memperkecil ukuran tahu atau tempe.

“Jadi, kepada para pembeli, harap maklum jika ada kenaikan,” paparnya.

Disinggung mengenai besaran kenaikan harga, Rustaya mengatakan sebesar 10 persen – 20 persen.

“Itu kenaikan yang wajar mengingat semua harga bahan naik,” katanya.

Ditanya pilihan apakah lebih memilih berproduksi atau tidak, Rustaya mengaku lebih memilih tidak berproduksi.

“Ya kita kekompakan saja ya. Libur sehari dua hari kan tidak apa-apa,” pungkasnya. (put)

Yatni Setianingsih

Recent Posts

Sustainability Bond bank bjb Oversubscribed Hingga 4,66 Kali

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…

8 jam ago

Sengit! Persib Kandaskan Borneo FC Lewat Gol Ciro Alves

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…

9 jam ago

Cucun Syamsurijal Laporkan Anggota DPRD Kab. Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…

9 jam ago

Cucun Syamsurijal: Pilkada Ibarat Sepak Bola

KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…

10 jam ago

Peluang Emil Audero di Timnas Indonesia Kata Erick Thohir

WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…

11 jam ago

Insting Shin Tae-yong Terbukti di Laga Kontra Arab

WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…

12 jam ago