BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Guru Besar pada Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Prof. Andriyan B Suksmono mengungkapkan studi teknologi kuantum generasi baru di tanah air meskipun sudah mendesak, saat ini baru sebatas di beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
“Kita belum menyaksikan inisiatif teknologi kuantum secara nasional. Tetapi, semua hal itu akan berubah tidak lama lagi. Pemerintah cukup terbuka dengan teknologi baru yang berdampak besar ke masyarakat. Saya percaya teknologi kuantum akan serius dipertimbangkan sebagai sebagai salah satu agenda utama dalam reorganisasi badan riset nasional,” katanya seperti dikutip PASJABAR dari laman itb, Senin (21/2/2022).
Dengan pertumbuhan yang sangat cepat, komputasi kuantum dapat digunakan untuk memecahkan masalah optimasi dengan lebih baik, merancang material baru, dan membantu percepatan penemuan obat. Jika teknologi tersebut sudah siap untuk diproduksi, negara diharapkan untuk dapat mengantisipasi perkembangan drastis tersebut dan mengambil inisiatif dalam penyebarannya.
“Revolusi kuantum kedua akan mengubah hidup kita dan akan membuka jendela ke berbagai kemungkinan yang meningkatkan kualitas hidup manusia,” imbuhnya.
Menanggapi perkembangan teknologi ini, pada tahun 2021 ITB mendirikan QLAB-STEI, yaitu laboratorium yang meneliti hal-hal yang terkait dengan teknologi kuantum generasi kedua. Walaupun jumlah penelitinya masih sedikit, beberapa kegiatan riset ke arah sana sudah mulai dilakukan.
Contohnya adalah pengembangan algoritma kuantum untuk pemecahan masalah optimasi dan quantum machine learning. Andriyan sendiri tertarik meneliti pencarian matriks Hadamard dengan komputer kuantum dan berharap dapat mencapai hasil yang signifikan. (*/ytn)