BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Gerakan Mahasiswa (GEMA) Pasundan akan menggelar Pasundan berdiskusi jilid VII, secara virtual via zoom meeting, hari ini, Senin 7 Maret 2022 mulai pukul 09:00 WIB.
Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah mahasiswa Universitas pasundan, STKIP Pasundan Cimahi, STIE Pasundan, STH Pasundan Sukabumi, Pelajar Pasundan, mahasiswa se Indonesia serta masyarakat umum.
Ketua Bidang Politik, Propaganda dan kajian isu strategis GEMA Pasundan, Bayu Saputra mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah ruang diskusi intelektual untuk memahami kondisi dunia saat ini.
“Tujuannya adalah sebagai mahasiswa yang di sebut kaum intelektual harus memahami dan perlu mengetahui konflik dunia yang terjadi saat ini terjadi, akan menjadi ancaman atau kesempatan bagi NKRI. Baik dalam politik maupun ekonomi Indonesia, dampaknya bagaimana selama konflik ini masih ada,” ungkapnya kepada PASJABAR, Senin (7/3/2022).
Bayu mengungkapkan bahwa sebelum acara dimulai, para peserta ini sangat antusias untuk mendaftar, karena isu yang di diskusikan menjadi menjadi isu internasional, dan mengkaji bagaimana setiap-setiap negara harus bersikap akan konflik yang akan terjadi.
“Kegiatan ini penting dilakukan karena harus tetap ada ruang-ruang diskusi intelektual di kalangan mahasiswa ketika isu konflik Rusia- Ukraina ini terjadi, karena Indonesia masih bergantung kepada dua negara ini, terkhusus Ukraina karena Ukraina merupakan pemasok gandum terbesar bagi Indonesia,” ujarnya.
Sebaliknya, sambung Bayu, bagi Ukraina, Indonesia adalah negara tujuan ekspor gandum terbesar kedua di dunia setelah Mesir.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Ukraina memasok 2,96 juta ton gandum atau setara 27% dari total 10,29 juta ton yang diimpor Indonesia pada 2020, mengingat gandum merupakan bahan baku dari produk pangan seperti mi instan dan terigu.
“Indonesia sendiri merupakan negara pengonsumsi mi instan terbesar kedua di dunia, dengan total 12,6 miliar porsi pada 2020 sehingga perlu kita sebagai mahasiswa mengetahui dampak akan perang antara Rusia dengan Ukraina,” tandasnya.

Bayu pun berharap acara ini akan membuka pandangan mahasiswa akan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sehingga kita mengetahui keuntungan dan kerugian dari negara Indonesia akan peperangan ini.
“Ke depan, kita akan mendesak pemerintah Indonesia ketika tidak memiliki sikap politik terhadap tragedi ini, karena ada banyak juga rakyat Indonesia yang berada di Ukraina atau Rusia dan perlu di lindungi. Sehingga butuh langkah cepat dari pemerintah Indonesia untuk melindungi warga negaranya,” pungkasnya. (tiwi).