BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Ketua Paguyuban Pasundan Sumatera Barat, Maman Sudarman berkunjung ke Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No 41 Kota Bandung, pada Kamis (17/3/2022).
Di dampingi pengurus lainnya, Maman mengungkapkan bahwa kunjungan ini dilakukan dalam rangka merekatkan silaturahmi orang sunda di pengembaraan dengan orang sunda di pusatnya, yakni Jawa Barat.
“Kunjungan ini juga untuk menguatkan bahwa kami ingin ada satu institusi lembaga atau organisasi yang bisa menaungi seluruh warga sunda yang ada di pangembaraan, apalagi jika bisa menaungi orang sunda yang berdiaspora di seluruh dunia,” tuturnya.
Di samping itu, sambung Maman kunjungan ini juga dilakukan untuk berkoordinasi dengan PB Paguyuban Pasundan agar dapat memberikan gelar dan penghormatan kepada Gubernur di Sumatera Barat yang biasanya dipanggil “Abah”.
“Gelar ini pernah diberikan oleh Paguyuban Pasundan pada tahun 2006 kepada Gubernur Sumatera Barat, yang saat itu dijabat oleh Gamawan Fauzi, di mana diberi gelar oleh Paguyuban Pasundan yatu Abah Raken, dari orang minang menjadikan Gubernur Jabar mamaknya orang minang, yang melindungi dan membina orang sunda yang ada di sana untuk lebih baik,” ulasnya.
Maman pun berharap Paguyuban Pasundan bisa menjadi pranata organisasi yang lebih baik dalam hal ini menguatkan orang sunda yang tengah mengembara baik dalam seni budaya, organisasi dan pranata ekonominya.
“Alhamdulillah harapan dari Paguyuban Pasundan Sumatera barat bersambut gayung diterima baik oleh pupuhu Paguyuban Pasundan di Jabar dan mudah-mudahan dengan adanya seperti ini akan meningkatkan kemampuan orang sunda, bukan hanya di tingkat nasional namun juga internasional,” ulasnya.
“Harapannya orang sunda bisa maju lebih baik dan baik lagi. Saat ini anggota Paguyuban Pasundan sudah ada sebanyak 62 ribu orang yang tersebar di 19 kota dan Kabupaten di Sumatera Barat dan terikat dalam Paguyuban Pasundan sejak tahun 2021,” tandasnya.
Sementara itu Pengurus PB Paguyuban Pasundan sekaligus rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp., M.Si., M.Kom.IPU hadir mewakili Ketua PB Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H.M Didi Turmudzi, M.Si.
Prof Eddy menyampaikan bahwa kolaborasi dan sinergi harus selalu dimiliki oleh orang sunda di manapun berada.
“Orang sunda yang berada di luar Jawa Barat seperti di Padang, Gorontalo, anggaplah sebagai diasporanya Jawa Barat, mereka adalah kewargian-kewargian yang mengakui Paguyuban Pasundan sebagai Payung organisasinya,” ujarnya.
Prof Eddy mencontohkan saat dirinya mengunjungi masyarakat Sunda Riau Masuri yang begitu kompak dan memiliki hubungan yang baik dengan para tokoh dan pemimpin yang ada di sana.
“Paguyuban Pasundan Sumatera Barat ini mengundang kami pada tanggal 27 Maret dan setelah lebaran akan ada semacam layang pangajen dari Paguyuban Pasundan untuk Gubernur Sumatera Barat sebagai bentuk dari penitipan kami, orang Sunda ke pemimpin yang ada di sana, agar orang Sunda bisa menghargai, di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung,” ulasnya.
“Pengargaan ini menitikberatkan pada penghargaan budaya dan ucapan terimakasih agar orang Sunda bisa hidup dengan nyaman dan aman, karena orang Sunda juga berkontribusi dan mendukung ekonomi daerah tempat tinggalnya sehingga tidak menyusahkan,” imbuhnya.
Prof Eddy juga berpesan kepada orang sunda di manapun berada, bahwa walaupun orang Jawa Barat, namun harus tetap berkontribusi bagi pembangunan yang ada di daerah tempatnya bermukim. (tie/tiwi)