BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dosen dan Peneliti Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, Dr. Mardhani Riasetiawan beserta tim mengembangkan analisis big data dan cloud computing untuk mitigasi penyebaran COVID-19 di tanah air.
Analisis big data yang dihasilkan berhasil memprediksi dan memonitor gelombang pertambahan kasus yang disebabkan mobilitas warga. Selain itu, inovasi tersebut membantu daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus. Dengan memiliki monitoring riil dari data di lapangan memudahkan pemerintah daerah dalam mengambil keputusan mitigasi.
“Mitigasi penyebaran COVID-19 di Indonesia telah dijalankan selama pandemi berlangsung dengan mengumpulkan data-data pertambahan kasus harian yang melibatkan lebih dari 200 orang relawan data di seluruh Indonesia. Para sukarelawan mengumpulkan data secara harian dari Fasilitas kesehatan, lokasi pemakaman, dan sumber data dari internet secara harian,” katanya seperti dikutip PASJABAR dari laman ugm, Selasa (21/3/2022).
Mardhani menjelaskan pengembangan analisis big data untuk mitigasi penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia tersebut dimulai sejak 13 Maret 2021. Kondisi saat itu belum ada peta dan pola persebaran pandemi. Namun, ia dan tim telah memulai analisis menggunakan big data melalui Respons Covid-19 Indonesia (covid19.gamabox.id).
“Saat itu analisis big data untuk COVID-19 telah dikembangkan untuk diimplementasikan di Myanmar,”jelasnya.
Selain mengembangkan teknologi big data dan cloud computing untuk mitigasi COVID-19, Mardhani dan tim juga mengembangkan konvergensi teknologi big data dan cloud computing untuk menyediakan informasi terkni (real-time) dan informasi peringatan dini bencana tanah longsor. Konvergensi ini diwujudkan dalam pengembangan G-Connect (GamaBox Connect) sejak tahun 2016 hingga 2021.
G-Connect mengembangan tools yang dapat mendeteksi pergerakan tanah longsor, kondisi lingkungan dengan sensor. Data terkumpul secara realtime dan dikirimkan dengan jaringan internet kualitas rendah ke server big data di UGM secara berkala dan terjadwal.
Mardhani menjelaskan bahwa peralatan tersebut dapat bekerja secara mandiri karena didukung oleh solar power dan kemudahan mobilisasi peralatan menyesuaikan perkembangan retakan longsor. G-Connect saat ini telah tersebar di 37 titik (sebelum terkena longsor) di jalur retakan Gunung Gandul di Kabupaten Wonogiri. Secara bersamaan implementasi G-Connect ini juga melibatkan mahasiswa KKN UGM untuk menyiapkan wilayah di Wonogiri tanggap terhadap bencana. (*/ytn)