BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pengamat Ekonomi Dunia dan Politik Internasional UGM, Dr. Riza Noer Arfani, M.A, menyayangkan sikap Indonesia sebagai Presidensi G20, tahun ini. Padahal, sebagai Presidensi G20, Indonesia dipandang bisa memanfaatkan dan berperan dalam mencari solusi konflik ini.
Meski sebagian besar anggota G20 mengkritisi serangan Rusia ke Ukraina, kata Riza, Indonesia sebagai Presidensi G20 bisa mengajak Turki, China, dan Rusia dalam meja perundingan untuk duduk bersama membahas progres perbaikan ekonomi jika konflik ini berlarut-larut.
“Memang tema G20 tahun ini recover together, recover stronger untuk perbaikan ekonomi yang lebih sistematik dan kuat pasca pandemi, ini sekaligus saatnya menunjukkan secara nyata prinsip politik bebas aktif kita, apalagi dalam pembukaan UUD 1945 kita berkomitmen menjaga perdamaian dan ketertiban dunia,” paparnya seperti dikutip PASJABAR dari laman ugm, Jumat (25/3/2022).
Secara nyata, kata Riza, Jokowi sebagai Presidensi G20 telah menulis di twitter soal hentikan peperangan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Hal tersebut dinilai belum sepenuhnya cukup masih diperlukan sikap yang berkelanjutan dengan mempertemukan negara-negara yang berkonflik dalam meja perundingan.
Riza menandaskan perlu memanfaatkan shuttle diplomasi sekaligus memanfaatkan kedekatan Indonesia dengan China atau Rusia untuk mengupayakan gencatan senjata dan mendudukan keduanya di meja perundingan. Untuk situasi saat ini memang diperlukan adanya kredible broker atau perantara yang kredibel.
Pertanyaannya siapakah perantara kredibel itu, sebab bisa China tapi sayang China sudah dipersonifikasikan condong ke Rusia. Bisa pula Israel, namun juga dinilai memiliki kedekatan dengan Ukraina dan barat sehingga cukup sulit mewujudkan inisiataif tersebut untuk dijalankan.
Perundingan bisa saja datang dari negara-negara barat non-Amerika, seperti Perancis, Jerman atau Uni Eropa, atau bahkan negara-negara di luar pendukung rivalitas keduanya. Indonesia pun dipandang bisa menggunakan kesempatan ini.
“Jika perlu menggandeng India yang akan memegang Presidensi G20 berikutnya setelah Indonesia atau Brazil the next presidensi G20 setelah India, jadi diperlukan langkah-langkah luar biasa untuk diplomatik,” tegasnya. (*)