BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dosen Peneliti Tidak Tetap, Fakultas Teknologi Industri, ITB, Kiki Adi Kurnia, Ph.D, menerangkan penyebab baterai ponsel yang dapat meledak.
“Kasus ledakan pada telepon genggam terjadi saat telepon digunakan terlalu lama, hingga mengalami kenaikan suhu atau karena diletakannya telepon genggam pada tempat yang panas. Dua kegiatan tersebut yang dapat membuat elektrolit pada baterai mengering dan menguap. Semakin kering elektrolit, maka posisi katoda dan anoda semakin mendekat. Ketika katoda dan anoda bertemu, ledakan pada telepon genggam, terjadi,” terangnya seperti dikutip PASJABAR dari laman itb, Selasa (5/4/2022).
Untuk itu, Kiki melakukan penelitian untuk mendesain elektrolit yang lebih aman dan tidak mudah meledak.
“Salah satu bahan yang saya gunakan untuk mendesain elektrolit yang lebih baik adalah ionic liquid atau cairan ionik. Cairan ionik ini memiliki konduktivitas yang tinggi. Maka dari itu, cairan ionik ini menjadi tidak mudah menguap dan terbakar,” bebernya.
Selain itu, ia juga memaparkan bahwa sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pemanfaatan ionic liquid juga dapat meningkatkan efisiensi kinerja dari baterai. Cairan ionik juga memiliki titik leleh yang tinggi yaitu di angka 700 hingga 800 derajat celcius.
Proses desain cairan ionik juga harus melalui tahap penurunan titik leleh pada senyawa ionik. Sebagai contoh, NaCl didesain agar ikatannya lemah dengan cara mengubah Cl menjadi Br yang menghasilkan senyawa NaBr yang titik lelehnya turun menjadi 700 derajat celcius. Selanjutnya dilakukan lagi penyatuan ion lain seperti 1-butyl-3-methylimidazolium.
Ukuran dari ion tersebut sangatlah besar, sehingga dapat melemahkan ikatan anion dan kation. Ketika ikatan ion menjadi tersebut lemah, maka titik leleh akan turun sangat drastis. Bahkan, beberapa cairan ionik memiliki fase cair pada suhu kamar.
“Hal ini sangat menguntungkan karena kita tidak perlu bekerja pada suhu yang terlampau tinggi,” jelas Kiki.(*/ytn)