HEADLINE

Dosen Unpad Teliti Kencur untuk Anti-Sariawan

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM Dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Dr. Indah Suasani Wahyuni, Sp.PM(K), meneliti kencur khususnya untuk bidang penanganan masalah kesehatan mulut atau anti-sariawan

Selama ini berdasarkan pengetahuan lokal dan didukung dengan literatur berbasis evidence-based, kencur dapat digunakan untuk terapi sariawan, sangat sedikit yang menjelaskan mengenai khasiat kencur dalam mengobati masalah kesehatan mulut.

Indah melakukan penelitian ini untuk disertasi pada Program Doktor Farmasi di Unpad. Dalam risetnya, Indah meneliti tentang pengujian ekstrak etanol kencur dalam menghambat enzim Siklooksigenase (COX) pada ulserasi di mukosa mulut.

Bahan baku kencur yang digunakan berasal dari  daerah pertanian yang menghasilkan kencur, di Desa Buniayu, Kecamatan Cagak, Kabupaten Subang.

“Secara teoritis dan kesediaan bahan bakunya memadai, maka kencur cocok dan dapat dikembangkan sebagai obat,” kata Indah seperti dikutip PASJABAR dari laman unpad, Jumat (15/4/2022).

Langkah awal yang dilakukan Indah adalah melakukan melakukan determinasi tanaman. Pada tahap ini, Indah memastikan terlebih dahulu taksonomi dari tanaman dan rimpangnya, sehingga memiliki sertifikat determinasi yang resmi.

Selanjutnya adalah penyiapan bahan baku berupa rimpang kencur segar untuk dilakukan ekstraksi menggunakan etanol 70 persen. Dalam hal ini, Indah menggunakan dua jenis kencur yang memiliki perbedaan musim panen.

Satu kencur merupakan hasil panen di musim hujan sedangkan satu lagi merupakan hasil panen di musim kemarau. Penggunaan dua jenis kencur ini dilakukan untuk melihat terhadap jumlah metabolit sekunder dari ekstrak etanol kencur tersebut.

Metabolit sekunder diperlukan tanaman untuk bertahan menghadapi lingkungan dan akan menentukan seberapa besar kandungan flavonoid dan metabolit sekunder lainnya pada ekstrak etanol rimpang kencur tersebut.

Melalui pengujian dua jenis kencur tersebut, Indah menemukan kencur yang dipanen di musim hujan memiliki jumlah metabolit sekunder yang lebih banyak. Ketersediaan air yang cukup di musim hujan membuat rimpang kencur mampu bertahan hidup dengan baik, sehingga potensi untuk menghasilkan metabolit sekunder bisa lebih maksimal.

“Sementara pada saat musim kemarau tanaman/rimpang cenderung untuk berusaha menyimpan air sebanyak-banyaknya untuk mempertahankan kehidupannya, sehingga kemampuan menghasilkan metabolit sekundernya berkurang,” jelasnya.

Ektsrak etanol kencur

Ekstrak etanol kencur tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan kandungan kimia secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan kandungan apakah yang nantinya berperan dalam aktivitas ekstrak ini.

Seluruh pemeriksaan kimia tersebut dilakukan di kampus Unpad. Pemeriksaan fitokimia dilakukan di Laboratorium Sentral Unpad, sedangkan studi spektofotometri dan kromatografi dilakukan di Laboratorium Fakultas Farmasi Unpad.

Indah memaparkan, pengujian selanjutnya adalah studi in vitro di laboratorium untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kencur memiliki aktivitas menghambat enzim COX-2 atau enzim yang penting dalam proses peradangan. Pengujian juga secara in vivo kepada hewan coba.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak ini memiliki aktivitas meredakan peradangan dan menyembuhkan sariawan pada mulut hewan, baik secara makroskopis maupun mikroskopis.

“Tahap terakhir berupa pengujian mekanisme kerja ekstrak sebagai obat sariawan, apakah dapat menghambat ekspresi protein atau enzim peradangannya,” tuturnya.

Hasil riset menunjukkan, flavonoid pada kencur berpotensi memiliki khasiat anti-inflamasi yang baik. Berdasarkan studi in silico, Ekstrak ini secara selektif mampu menghambat COX-2 dengan konsentrasi yang rendah.

Hasil ini dipandang baik, mengingat selama ini obat antiradang konvensional banyak yang tidak selektif menghambat enzim COX-2, sehingga acapkali menimbulkan efek samping berupa iritasi lambung.

Indah mengatakan, riset ini akan terus berlanjut. Riset lanjutan yang akan dilakukan adalah melakukan pengujian toksisitas untuk memastikan keamanan obat, membuat formulasi obat yang sesuai kondisi mulut, melakukan uji klinis ke manusia, hingga pengembangan produk dan pengajuan paten.

Ia optimistis ekstrak etanol kencur potensial dikembangkan menjadi obat. Penelitian dasar yang telah dilakukan terbukti memiliki khasiat anti-inflamasi, khususnya sebagai anti-ulserasi mukosa mulut (anti-sariawan). (*/ytn)

Yatni Setianingsih

Recent Posts

Operasikan Dapur Umum untuk Pengungsi Gempa, 7.000 Paket Makanan di Siapkan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kabupaten Bandung mulai mengoperasikan dapur umum untuk mendukung kebutuhan logistik bagi…

50 menit ago

Tiga Kali Beruntun! Jawa Barat Kunci Gelar Juara Umum di PON 2024

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kontingen Jawa Barat dipastikan berhasil mengunci gelar juara umum pada Pekan Olahraga…

1 jam ago

Bocah 4 Tahun Tertimpa Reruntuhan karena Gempa, Kang DS Sampaikan Duka

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Fauzan,…

2 jam ago

BNPB Ajak Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Gempa

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Masyarakat yang terkena dampak gempa M4,9 diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi…

2 jam ago

Guru Besar Hanya Nama (GBHN)

Oleh: Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dpk FH UNPAS, Firdaus Arifin BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dalam…

3 jam ago

Pelantikan Pj Wali Kota Bandung: A Koswara Siap Lanjutkan Program Kerja

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, telah melantik A Koswara…

3 jam ago