BANDUNG BARAT, WWW.PASJABAR.COM — BRIN, ITB, dan Nanyang Technological University (NTU) Singapura akan membangun Observatorium Sesar Lembang di Kabupaten Bandung Barat. Untuk itu, pihaknya melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat, Rabu (20/4/2022).
Tujuan pembangunan Observatorium Sesar Lembang, untuk mendukung riset dan inovasi mitigasi bencana kegempaan di wilayah Bandung metropolitan. ITB menjadi bagian dari tim kolaborasi tersebut, sebagai bagian dari peneliti kebumian di Indonesia, juga sebagai upaya untuk dapat memahami lebih baik lagi terkait sains potensi bahaya dan risiko gempa bumi dari Sesar Lembang.
Ketua Tim dari ITB, Dr. Endra Gunawan menjelaskan di samping sains bahaya gempa, tujuan lain dari Observatorium Sesar Lembang ini untuk wisata edukasi bagi masyarakat dan juga akademisi. Peralatan Global Navigation Satellite System (GNSS) yang digunakan untuk pengamatan deformasi dan seismik untuk deteksi gempa direncanakan akan dibuat secara real-time dengan desain penempatan saat ini di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat dan Kompleks Tahura.
“Oleh karenanya, diharapkan dengan dibangunnya Observatorium Sesar Lembang melalui kolaborasi yang dilakukan ini, akan dapat memberikan semua informasi bahaya Sesar Lembang sehingga menjadikan masyarakat paham dan mengerti untuk dapat hidup berdampingan dengan bencana gempa dari Sesar Lembang tersebut,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima PASJABAR.
Sekda Kabupaten Bandung Barat, Asep Sodikin, mengatakan, rencananya pembangunan Observatorium Sesar Lembang harus disambut dengan baik dari sisi pariwisata dan pendidikan. Sehingga Sesar Lembang tidak lagi menjadi faktor yang ditakuti orang. Akan tetapi, pembangunannya perlu dilihat secara tata ruang.
“Lembang adalah tempat wisata, alangkah baiknya Observatorium Sesar Lembang berisi informasi edukatif, sehingga masyarakat umum bisa memahami Sesar Lembang dan bagaimana menghadapinya,” urainya. (ytn)