BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pengamatan hilal di Observatorium Bosscha, Lembang dilakukan sejak 28 April hingga 1 Mei 2022 dari pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk Barat.
Pengamatan dilakukan Tim Observatorium Bosscha, kegiatan dilakukan secara internal ini . Kegiatan pengamatan bulan sabit Observatorium Bosscha, ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi dan ketebalan sabit bulan, dan juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Syawal 1443 H.
Rukyatul hilal dilakukan pada sore hari dan deteksi sabit bulan dilakukan setelah Matahari terbenam. Sabit yang tampak setelah Matahari terbenam ini disebut sebagai hilal.
Mengutip laman bosscha, pengamatan dilakukan dengan menggunakan sebuah teleskop berukuran 106 mm berjenis refraktor yang dilengkapi detektor kamera berbasis CCD. Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra, untuk meningkatkan tampilan sabit bulan.
Data hilal Syawal pada Tabel 1, Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 didapatkan dari hasil perhitungan dengan mempertimbangkan efemeris terkini dan titik acuan pada pengamat di permukaan Bumi (toposentris). Data ini menunjukkan bahwa di Indonesia elongasi toposentris Bulan dan Matahari merentang antara 4,86° – 6,36° dan ketinggian toposentris Bulan merentang antara 3,54° – 5,42°.
Menurut peneliti Observatorium Bosscha, Yatny Yulianty tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat. Masyarakat dapat mengakses data dan hasil pengamatan hilal di website Observatorium Bosscha https://bosscha.itb.ac.id. (*/ytn)