BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Jangan sepelekan sakit apapun, karena peristiwa yang dialami Asih Sekarningsih (34) seorang pasien yang meninggal dunia. Kemudian viral di media sosial (medsos), karena diduga diterlantarkan pihak rumah sakit. Ternyata hanya karena berawal kaki kirinya tertusuk paku payung.
Hal ini diceritakan oleh Arif Susanto (36) suaminya, ditemui di rumah usai mengelar tahlilan di Gang Samsi 2, Cicadas, Kota Bandung, kaki kiri istrinya tertusuk paku payung sekitar 9 bulan lalu.
“Awal kaki kiri istri saya tertusuk paku payung, dan hanya diobati secara tradisional dengan betadin saja, namun malah bengkak dan gatal-gatal disekitar kaki istrinya, ” jelas Arif.
Walau kaki tidak kunjung sembuh tetapi kondisi fisik istri normal, namun lama lama kaki membengkak terus dan kulit istri semakin gatal-gatal. Akhirnya dibawa ke puskesmas terdekat. Selama 5 bulan hanya berobat jalan ke puskesmas hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Santo Yusuf.
Sekitar bulan Oktober 2021, RS Santo Yusuf melakukan bedah ringan di kaki kiri Asih yang tertusuk paku payung. Dokter RS Santo Yusuf menyatakan istrinya terkena kanker kulit dan RS Santo Yusuf merujuk pasien ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Selama rawat jalan kondisi istri tetap sehat, hanya bengkak dan rasa gatal masih dirasakan istrinya. Istri terus mengeluhkan rasa sakit di kaki kirinya dan rasa gatal mulai terasa menyiksanya.
Demi memulihkan dan merawat istrinya, Arif berhenti bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Selama itu hidup bergantung dari uang tabungan dan bantuan keluarga. Sementara perobatan mengunakan BPJS.
Puncaknya kondisi istrinya pada Rabu 11 Mei 2022 setelah lebaran drop, bahkan tidak dapat berjalan dan hanya terbaring. Arif kemudian membawa istri ke IGD RSHS, lalu Asih masuk ruang rawat Kemoterapi di RSHS dengan kondisi sudah tidak sadar.
“Sejak itu istrinya hanya terbaring di ruang rawat, hanya mengaji dan menyebut nama Allah yang terucap dari mulut istrinya,” aku Arif.
Hari Sabtu 14 Mei, kondisi istrinya kian memburuk, ditambah oksigen habis tengah malam hingga Arif harus membangunkan penjaga ruangan dan perawat untuk menganti tabung oksigen. Selama perawatan kaki kiri Asih tetap membengkak dan kondisi Asih kian kritis.
Senin 16 Mei, sekitar pukul 07.35, tabung oksigen menunjukan hampir habis, 2 kali mertua Arif atau ibu dari Asih Sekarningsih meminta penjaga ruang rawat menganti tetapi tidak direspon, hingga akhirnya Arif yang meminta paksa sambil emosi agar tabung oksigen istrinya di ganti.
” Saya emosi saat itu, karena melihat istri kritis, setelah saya datangi ruang jaga dan ruang para perawat sambil marah-marah baru tabung di ganti namun nyawa istri saya tidak tertolong, ” kata Arif. (ave)