LAMONGAN, WWW.PASJABAR.COM– Lebih baik hancur lebur atau bahkan remuk hari ini, daripada menyesal di kemudian hari, itulah motto dari Abdul Haris Nasrudin atau yang akrab disapa Haris.
Maka tidak salah, jika pemuda yang lahir di Lamongan, 7 April 1997 ini selalu berupaya mengoptimalkan potensi dirinya, salah satunya dalam hal menulis.
Ia pun tercatat pernah menulis buku berjudul “Pendidikan Sebagai Simulasi Kesadaran Manusia” dan “Alienasi Manusia Dalam Kehidupan Sosial” yang diterbitkan oleh CV Progresif.
“Saya juga hobi main bola, karena ketika saya bermain bola saya menemukan diri saya dan untuk menjaga tubuh saya. Saya juga senang bermain musik sebab dapat membuat suasana menjadi lebih baik,” ungkap penyuka Bakso dan pemfavorit warna Biru ini.
Lulusan Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Jurusan PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) ini juga bercerita bahwa dulu ia sempat bercita-cita menjadi seorang tentara.
“Sebetulnya ingin menjadi tentara, akan tetapi karena takdir serta waktu tidak menghendaki demikian, maka saya ingin menjadi pengusaha, karena dengan menjadi pengusaha bagian dari hidup saya yang ingin saya wujudkan,” tandas pemilik tinggi 174 CM.
Ke depan, Haris juga berharap ingin menjadi lebih baik dan selalu mencoba hal hal yang baru.
“Untuk tokoh idola saya mengagumi sosok Cristiano Ronaldo, di samping kepiawaiannya dalam bermain bola, ia juga dapat mengaktualisasikan passion yang ia miliki,” terangnya yang juga banyak terinspirasi dari sosok Pak Tikno.
Adapun makna hidup bagi Haris adalah menjadikan kematian sebagai makna kehidupan yang sebenarnya.
“Saya juga selalu bersemangat karena memiliki harapan, impian dan tantangan yang harus saya lalui,” tandas bungsu dari enam bersaudara.
Terakhir Haris juga menyampaikan bahwa dalam perjalanan hidup manusia yang hari ini sudah menjadi bagian dari dunia globalisasi, tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi berperan sangat masif dalam setiap segi kehidupan manusia, antara realitas nyata dan realitas maya sudah tidak bisa dibedakan lagi.
“Hal tersebut perlu untuk membangun fondasi hidup kita. Karena setiap tindakan yang kita ambil akan memberikan dampak pada setiap generasi yang selanjutnya. Akhirnya, manusia harus kembali menggali diri untuk menemukan eksistensi dirinya yang otentik tanpa ada banyak topeng yang harus dipakai,” pungkasnya. (tiwi)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…