PASPENDIDIKAN

Dosen STEI ITB Kembangkan Switched Reluctance Motor, Ini Keunggulannya

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Motor listrik merupakan sebuah alat yang mampu mengubah energi listrik menjadi energi kenetik. Hal itu dikatakan oleh Dosen peneliti STEI ITB, Dr. Jihad Furqani.

Dia menyebutkan motor listrik akrab ditemui pada benda-benda di sekitar kita, seperti blender, mixed food processor, microwave, hingga kendaraan listrik yang mulai naik pamor karena lebih ramah lingkungan. Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar pencemaran udara di dunia karena gas buang yang dihasilkan.

Dosen peneliti STEI ITB tersebut menjelaskan tiga jenis motor listrik, yakni motor listrik dengan magnet permanen, motor induksi, dan Switched Reluctance Motor (SRM).

“Magnet permanen tersusun dari material langka berupa neodymium atau dysprosium. Sebenarnya jumlahnya melimpah di perut bumi, akan tetapi 80 persen materialnya terkonsentrasi di daratan Cina. Oleh karena itu, bukan menjadi hal yang mengherankan jika Cina masih mendominasi teknologi kendaraan listrik di dunia,” jelasnya.

Proses penambangan dan pengolahan magnet permanen tersebut juga menelan biaya dan usaha yang sangat besar. Hal ini menyebabkan harganya sangat mahal dan melekat dengan kendaraan para taipan.

“Ini menimbulkan kegamangan di tengah-tengah masyarakat. Keinginan membeli kendaraan yang ramah lingkungan terbentur dengan keterbatasan biaya,” tutur Dr. Jihad.

Sementara untuk motor induksi merupakan salah satu jenis motor listrik tanpa magnet permanen yang sangat populer saat ini dan dapat ditemui pada pompa air. Kelemahannya adalah memiliki komponen yang sangat banyak sehingga tidak cocok diterapkan pada kendaraan listrik.

Sedangkan motor SRM masih kalah populer dengan motor listrik dengan magnet permanen maupun motor induksi. Jenis itu mulai dikembangkan sejak tahun 1960-an. Dr. Jihad menerangkan keunggulan SRM dalam kegiatan Workshop Series LPPM ITB, Rabu (22/6/2022) lalu.

“Dibandingkan dengan motor listrik jenis lainnya, SRM memiliki komponen paling minim dan tidak menggunakan magnet permanen sehingga unggul dalam segi biaya dan keandalan,” ujarnya. Karena kelebihannya ini, Dr. Jihad bersama peneliti dari ITB dan PINDAD tengah mengembangkan SRM sebagai penggerak kendaraan roda dua dan tiga.

“Saya bercita-cita beberapa tahun ke depan, Indonesia mampu menggarap sendiri produksi kendaraan listrik sehingga tidak hanya menjadi kemewahan bagi kalangan atas, tetapi juga mampu menjamah seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

Layaknya dua sisi mata uang, SRM juga memiliki kekurangan. Berbanding terbalik dengan motor listrik menggunakan magnet, SRM menghasilkan tingkat kebisingan yang tinggi bagi kendaraan listrik. Sejauh ini, penggunaannya hanya berkutat pada kendaraan berat seperti traktor dan gokart.

“SRM tidak akan mampu menyaingi superioritas motor listrik dengan magnet permanen, akan tetapi ia mampu bersaing jika didesain sedemikian rupa sehingga memiliki efisiensi yang sama. Cara paling mudah adalah mengganti material inti besi yang digunakan.”

Material yang lebih baik akan memberikan losses yang lebih rendah sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih baik. Kemudian dari segi kontrol, bisa memofidikasi arus sesaat yang diberikan agar kutub rotor tertarik sehingga bisa menghasilkan torsi dan daya yang diinginkan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Dr. Jihad, SRM tersebut dimodifikasi kendali arusnya sehingga mendapatkan torsi 10 Nm. Kebisingannya berkurang signifikan mencapai 20 dB pada frekuensi 2.700 Hz.

Metode tersebut bisa menjawab permasalahan kebisingan yang ditimbulkan SRM. SRM perlu ditekan tingkat kebisingannya agar tidak merusak pendengaran, tetapi kebisingan ini tidak boleh dihilangkan sepenuhnya karena akan mengurangi kewaspadaan pengendara lainnya.*

Yatti Chahyati

Recent Posts

Pestapora 2024: Pertamina Fastron Hadirkan Edukasi Otomotif di Tengah Festival Musik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pertamina Fastron siap memeriahkan festival musik Pestapora 2024, yang akan diadakan di…

24 menit ago

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

1 jam ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

4 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

4 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

7 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

14 jam ago