PASBANDUNG

Ragam Budaya Hadir Pada Peringatan HUT Jabar ke-77

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Keragaman dan kentalnya nuasa budaya hadir dalam kemeriahan peringatan HUT Jabar ke-77, di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022) kemarin.

Pertunjukan seni dari tiga wilayah kebudayaan Priangan, Betawi dan Cirebonan hadir sejak upacara peringatan HUT Jabar ke-77 dan juga pengantar sidang paripurna HUT Jabar di Gedung DPRD Jabar.

Tak sampai di sana, penampilan tiga kebudayaan pun memeriahkan Festival Kuliner Jabar di depan Jalan Diponegoro atau Lapangan Gasibu Bandung.

Tarian Ketuk Tilu

Puncaknya, tarian Ketuk Tilu yang dipimpin oleh penari senior Ine Arini Bastaman yang diikuti oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri Atalia Praratya, para perangkat daerah, forkopimda dan bupati dan wali kota di Jabar.

Mereka menari sambil diiringi alunan musik terompet Sunda dan gebukan kendang. Diikuti ribuan penonton yang hadir ditambah para penari dari berbagai daerah di bawah panggung utama.

Ine mengatakan, jumlah penari yang dikerahkan kurang lebih mencapai 1.000 orang yang di antaranya berasal dari Garut dan Tasikmalaya.

Menurutnya, tarian kolosal Ketuk Tilu merupakan kelanjutan tari Ketuk Tilu yang pernah dilakukan serentak oleh 1.500 orang pada tahun 2019 di Kota Bandung.

Sementara itu, tim pengembang Jabar Masagi Ifa Hanifah Misbach sebelum membuka tari Ketuk Tilu sempat membuka kegiatan dengan paparan berbahasa Sunda.

Dalam petuahnya, Ifa mengatakan 23 tahun dari sekarang warga Indonesia maupun Jabar akan dipertemukan dengan 100 tahun kemerdekaan dan Hari Jadi Jabar ke -100. Melalui Ketuk Tilu memiliki makna agar generasi saat ini turut mempersiapkan masa depan Indonesia dan Jabar.

“Bagaimana kalau anak cucu kita tidak bisa menyaksikan indahnya tatar Priangan yang teduh dan lindung. Jangan sampai mereka merasakan Jabar nu hareudang (gerah). Karena kerusakan alam dan adanya kehidupan yang tidak rukun sesama warganya,” ucap dia.

Untuk mengantisipasi hal itu, kata dia, semua perlu kembali pada kearifan lokal dengan saling mengingatkan dalam kebaikan. Dengan demikian, kebudayaan Jabar akan terjaga.

“Tong nepi pareum obor kusabab leungit adat adab karuhun (jangan sampai obor semangat padam karena tidak menerapkan adat dan adab nenek moyang),” ucapnya.

Ifa pun berpesan agar warga Jabar bersyukur hidup di Jabar yang memiliki kekayaan alam melimpah. Dengan demikian, kekayaan alam tersebut perlu dijaga dan dilestarikan.

“Kaduhung mah engke, teu meunang nyapirakeun eta benteng terakhir ngajaga lemah cai,” ucapnya.

Menurut dia, itulah yang menjadi semangat Ketuk Tilu yang menunjukkan semangat mengembalikan budaya lokal dan kerukunan antar warga. (*/ran)

Nurrani Rusmana

Recent Posts

Kalahkan Jakarta, Jawa Barat Kumpulkan 538 Medali di PON XXI Aceh – Sumut

WWW.PASJABAR.COM -- Jawa Barat resmi menyabet status sebagai juara umum di Pekan Olahraga Nasional (PON)…

6 jam ago

Mapag Hujan: Aksi Bersih Sungai Menyambut Musim Hujan di Kota Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kota Bandung mengadakan kegiatan Mapag Hujan (Maraton Bebersih Walungan dan Susukan)…

7 jam ago

Jangan Sembarang Gula! Ini Jenis Gula yang Baik untuk Penderita Diabetes

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr.…

8 jam ago

Landak Jawa Ditemukan Berkeliaran di Jalan Padjadjaran Kota Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Seekor Landak Jawa ditemukan berkeliaran di kawasan Jalan Pajadjaran Kota Bandung. Hewan…

8 jam ago

Puluhan Pengungsi Gempa di Kertasari Mengeluh Sakit, Tim Medis Dikerahkan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Akibat cuaca dingin, puluhan pengungsi di tenda pengungsian gempa Kertasari mengeluh sakit.…

9 jam ago

Dedi Mulyadi Ajak Paguyuban Pasundan Lakukan Ini di Jabar

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Politikus yang juga Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengajak Paguyuban Pasundan…

9 jam ago