BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Terus berkarya dan membangun produktifitas menjadi hal yang selalu diupayakan oleh Duta Kampus Pinilih Unpas, Marthias Daffa Ismail yang biasa dipanggil Daffa atau Thias.
Saat ini, pemuda yang lahir di Bandung, 21 Maret 2001ini juga aktif menjadi salah satu Guru Produktif Pariwisata di salah satu SMK Swasta di Kabupaten Bandung, Freelancer MC & Guiding di Bandung dan aktif di Duta Kampus Universitas Pasundan.
Di samping itu, ia juga menjadi Ketua Umum Keluarga Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Seni Dan Sastra UNPAS, aktif di Duta Pariwisata Indonesia, Mojang Jajaka Kabupaten Bandung serta aktif dalam dunia fashion dan model.
Soal prestasi, pemilik tinggi badan 168 CM ini pernah menjadi Juara 2 Story Telling (Telkom University 2019), Juara 3 Essay Competition, Juara 1 Front Office Competition 2019, Alumni Berprestasi SMK Umi Kulsum Banjaran dan Tourism Ambassador at Kemenparekraf.ri 2020.
Daffa juga pernah meraih 2nd Runner Up Mojang Jajaka Kabupaten Bandung, Winner Duta Kampus 4 Universitas Pasundan, Kampus Mengajar Batch II 2020 (Kemendikbud) dan Best Trainee Novotel & Ibis Styles Jakarta Mangga Dua Square Hotel.
“Saya punya motto ‘Dimanapun emas berada maka emas akan tetap sebagai emas yang mahal dan berharga, begitupun dengan debu. Dimana pun debu berada, debu tetap debu yang tidak ada nilainya” motto ini saya maknai pada hidup saya dan saya jadikan motivasi juga dalam melakukan setiap hal, karena saya yakin hidup ini bukan tentang seberapa beruntung kita memiliki setiap takdir baik atau kondisi baik tetapi tentang bagaimana bisa selalu menjadi yang terbaik dalam setiap kondisi dan situasi apapun,” ungkapnya kepada PASJABAR, Sabtu (27/8/2022).
Tentang hobi, Daffa mengaku senang dengan travelling, karena baginya berpergian jauh atau travelling adalah salah satu cara dia untuk dapat lebih menghargai waktu dan dapat merasakan kenikmatan waktu yang tidak bisa ia rasakan dihari hari biasa ketika sedang bekerja dan kuliah, selain karena background pendidikannya yang berkecimpung pada dunia tersebut.
“Untuk warna favorit saya senang dengan warna biru muda, karena itu adalah warna langit dan warna air samudera, maka ketika melihat pada warna tersebut maka hati saya terasa tenang,” tuturnya.
“Nah untuk makanan favorit saya adalah Nasi Goreng buatan nenek yang selalu tersuguhkan di pagi hari ketika saya hendak pergi. The one and only makanan yang bahkan sudah saya makan selama 20 tahun dan tidak pernah bosan,” imbuhnya.
Mahasiswa Universitas Pasundan, Jurusan Sastra Inggris di Fakultas Ilmu Seni Dan Sastra (FISS) semester VII ini pun bercita-cita menjadi seorang dosen dan seorang pengusaha.
“Terlahir dalam keluarga pelaku pendidikan adalah dasar motivasi saya untuk menjadi bagian dari dunia pendidikan, selain itu tugas mulia yang diemban seorang pengajar adalah sebuah hobi lain dan kepuasan tersendiri yang saya nikmati hingga saat ini,” ungkapnya.
Selain menjadi dosen, cita-cita sebagai pengusaha juga sangat Daffa dambakan, karena selain ia dapat mencerdaskan anak bangsa, ia juga dapat menjadi penggerak kemajuan bangsa sebagai seorang pengusaha yang sukses.
“Tokoh yang sangat saya idolakan adalah Ir.Soekarno, pribadi yang memiliki kharisma luar biasa, memiliki pengetahuan dan softskill hidup yang sangat sempurna bagi saya, juga memiliki kepedulian pada bangsa yang luar biasa,” tambahnya.
Daffa juga mengaku banyak terinspirasi dari neneknya, yang sudah menjadi ibu kedua baginya setelah ibu kandungnya.
“Nenek adalah pribadi yang baik dan sangat bijaksana, selalu memiliki alasan untuk tersenyum pada situasi sesulit apapun, penyayang penyabar dan memiliki hati selembut sutra, namun memiliki mental dan fisik sekuat baja. Nenek saya adalah malaikat dalam hidup saya, karena beliau saya dapat tetap berdiri tegap dan terus berdikari hingga saat ini. Sering kali saya merasa dipatahkan oleh kehidupan, tapi sesering itu pula beliau mengulurkan tangannya untuk saya, berusaha untuk membawa saya lanjut berjalan hingga membuat saya dapat berlari sekeras kerasnya,” paparnya.
Sulung dari tiga bersaudara ini juga mengungkapkan bahwa makna hidup baginya adalah sebuah perjalanan.
Perjalanan panjang yang berliku dan berkelok, selayaknya perjalanan tentu saja didalamnya terdapat sebuah tantangan dan cobaan, layaknya sebuah perjalanan berjalan jauh tanpa batasan, yang mungkin saja melalu hujan bahkan badai.
“Tetapi sejatinya hidup itu adalah bukan tentang bagaimana kita bisa menghindari sebuah hujan bahkan badai, tetapi tentang bagaimana kita bisa terus berjalan hingga menari-nari dibawah kerasnya hujan dan badai hingga tetap sampai pada tujuan,” tambahnya.
Daffa pun berharap dapat menjadi dirinya sendiri yang lebih baik dari hari ini, dapat memperbaiki segala kekurangan dalam hidup dan dapat menjadi versi terbaik dalam diri saya pada segala aspek.
“Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah sebuah titipan pesan untuk setiap orang yang membaca artikel ini, bahwa hidup adalah suatu anugerah besar yang bahkan tidak pernah bisa diulang, lakukan yang terbaik dan berikan yang terbaik untuk siapapun dan dimanapun, hargai setiap orang sebagai apapun mereka, karena setiap manusia adalah penting bagi setiap manusia lainnya,” pungkasnya. (tiwi)