BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa Lesti Kejora menyita perhatian publik. Setelah suaminya Rizky Billar ditangkap, pada Kamis (13/10/2022), Lesti Kejora malah mencabut laporannya.
Perubahan sikap Lesti Kejora sebagai korban KDRT pun disorot dan dikaitkan dengan istilah Stockholm syndrome. Apa itu?
Dilansir dari ALODOKTER pada Jumat (14/10/2022), Stockholm syndrome merupakan gangguan psikologis pada korban penyanderaan. Hal itu membuat mereka simpati atau bahkan menyayangi pelaku.
Dalam suatu penyanderaan, para sandera umumnya akan merasa benci dan takut karena pelaku atau penculik kerap berlaku kasar, bahkan kejam. Namun, dalam kasus gangguan psikologis ini, hal yang terjadi justru sebaliknya. Para korban justru merasa simpati terhadap pelaku.
Ada beberapa faktor yang mendasari, di antaranya:
- Para penyandera dan korban berada di dalam ruangan dan tekanan situasi yang sama
- Situasi penyanderaan berlangsung cukup lama, bahkan hingga beberapa hari
- Penyandera menunjukkan kebaikan kepada para sandera atau setidaknya menahan diri untuk tidak melukai mereka
Para psikolog menduga jika Stockholm syndrome merupakan cara korban untuk mengatasi stres atau trauma yang berlebihan akibat penyanderaan.
Meski begitu, penelitian menyebutkan bahwa Stockholm syndrome tidak hanya berlaku pada situasi penyanderaan, tetapi juga bisa terjadi pada situasi tertentu, seperti pelecehan anak, pelecehan antar pelatih dan atlet, hubungan abusive, dan perdagangan seks.
Seperti sindrom lain, sindrom ini juga terdiri dari sekumpulan gejala. Gejala gangguan ini secara umum hampir sama dengan gejala gangguan stress pasca trauma atau PTSD.
Gejala Stockholm syndrome
- Mudah kaget
- Gelisah
- Mimpi buruk
- Selalu curiga
- Muncul perasaan seperti sedang tidak berada dalam kenyataan
- Sulit konsentrasi
- Selalu mengenang masa trauma (flashback)
- Tidak lagi menikmati pengalaman yang sebelumnya menyenangkan
- Perasaan negatif terhadap keluarga atau teman yang mencoba untuk menyelamatkannya
- Selalu mendukung setiap hal yang dilakukan oleh penyandera
Cara Menangani
Tidak ada pengobatan khusus bagi penderita Stockholm syndrome. Namun, psikiater akan menggunakan beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengatasi situasi traumatis, seperti peresepan obat antiansietas untuk mengatasi kecemasan yang dialami.
Selain itu, psikoterapi juga akan dilakukan untuk menangani sindrom tersebut. Dalam psikoterapi, penderita akan diajarkan untuk mengatasi pengalaman traumatiknya.
Tujuan akhir dari semua penanganan adalah untuk menyadarkan penderita bahwa yang mereka rasakan terhadap pelaku hanyalah metode pertahanan diri. (ran)