BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Film Inang telah tayang di bioskop pada 13 Oktober 2022. Film yang diperankan oleh Naysilla Mirdad ini mengangkat mitos tentang Rabu Wekasan.
Selain diperankan Naysilla Mirdad sebagai Wulan, Film Inang diperankan juga oleh Lydia Kandou sebagai Eva Santoso, Dimas Anggara sebagai Bergas, Rukman Rosadi sebagai Agus Santoso dan Emil Kusuma sebagai Heru.
Dalam Film Inang, Wulan dan Eva sama-sama berjuang untuk menyelamatkan anaknya dari kekuatan jahat yang ingin mengambil kehidupan sang anak dengan melakukan ritual Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.
Ritual ini diperagakan cukup sadis dalam Film Inang. Ritual itu mengorbankan dua nyawa sekaligus. Imbalannya ada nyawa yag selamat dari bahaya hingga 10 tahun mendatang.
Sinopsis Film Inang
Wulan digambarkan sebagai sosok perempuan muda belum sejahtera yang mengais rezeki di kota Jakarta. Dia hanya satu dari sekian banyak insan dengan pengalaman pahit masa kecil yang berjuang di kota besar.
Awal cerita Wulan melakukan kesalahan dalam hidupnya, yakni percaya pada pria tak bertanggung jawab. Dia hidup sebatang kara. Pilihan salah dalam hidup yang kemudian membawa Wulan pada babak baru sebagai calon ibu, tanpa suami.
Pilihan Wulan hanya ada tiga, yakni melahirkan dan membesarkan anaknya seorang diri, melakukan aborsi di usia kehamilan yang masih muda atau memberikan hak asuh anaknya pada orang lain. Wulan mantap memilih yang ketiga dan pilihan inilah yang membawanya pada jerat Eva dan suaminya.
Pada awalnya dirawat dengan baik oleh keluarga Santoso selaku pihak yang akan mengadopsi bayinya kelak, hingga akhirnya satu persatu keanehan dan teror mulai mengganggunya selama berada di rumah tersebut.
Film ini cukup mengerikan. Akting para aktor melalui peran mereka turut berperan besar membangkitkan rasa ngeri. Pemilihan latar tempat, efek visual khusus juga menjadi elemen pendukung yang kuat.
Rebo Wekasan
Dikutip dari laman instagram resmi @filminang, mitos Rebo Wekasan memiliki kepercayaan di beberapa masyarakat Jawa tentang hari sial. Rebo wekasan merupakan hari Rabu terakhir di bulan Safar pada kalender Jawa.
Sebagian masyarakat Jawa dalam adat kejawen meyakini bahwa pada hari itu akan turun bencana dan penyakit, sehingga bagi masyarakat yang mempercayai mitos tersebut harus melakukan ritual tolak bala. Ritual ini ditujukan untuk mengusir kesialan dan memohon perlindungan dari malapetaka. (ran)