Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Inovasi cup minuman ramah lingkungan, Kafture buatan mahasiswa Universitas Pasundan meraih penghargaan business plan terbaik pada program pendampingan Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) 2022.
Inovasi Kafture (Kreatif & Cup from Nature) dibuat untuk mengatasi isu lingkungan akibat menjamurnya kafe dan kedai kopi di Kota Bandung. Kafture terbuat dari campuran limbah ampas kopi, agar-agar, glycerol, cuka, dan pati.
Tidak seperti cup plastik yang menyumbang volume sampah, Kafture bisa digunakan sebagai pupuk karena mudah terurai (biodegradable). Kafture akan menyatu dengan tanah dan bermanfaat bagi lingkungan.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sekaligus pencetus cup dari limbah ampas kopi, Gita Putri Madhani mengatakan, proyek rancangan bisnis ini dikerjakan secara tim yang seluruhnya merupakan penerima JFLS.
“Meskipun masih berbentuk rancangan, tapi sebelumnya kami sudah melakukan riset berbekal jurnal ilmiah. Eksekusi dan uji penggunaan cup-nya belum dilakukan, namun ide tersebut bisa jadi potensi bisnis karena punya unique selling point,” jelasnya, Kamis (3/11/2022).
Gita menambahkan, di rumahnya, ampas kopi kerap digunakan sebagai masker, pupuk, dan lainnya, sehingga tidak ada yang terbuang. Dari situlah muncul ide untuk memanfaatkan limbah ampas kopi dalam skala besar menjadi sesuatu yang bernilai jual.
“Cup ini sekali pakai dan tidak sesolid cup plastik. Kami menggunakan ampas kopi murni yang kalau dibaurkan ke tanah bisa jadi pupuk. Kami pernah mencoba menggabungkan bahan-bahannya dan memang ramah di tanah,” tambahnya.
Saat ini, Kafture belum ada rencana untuk diproduksi dan dikomersialisasikan. Namun, dari hasil pitch deck, harga satu cup Kafture dipatok 5 ribu rupiah. Dibanding cup plastik, harga Kafture memang sedikit mahal, tetapi berdampak baik bagi lingkungan.
“Kami tidak mematok harga terlalu tinggi, karena kedai kopi pasti berpikir mana yang lebih worth it. Kalau mau lebih murah, kami bisa jalin in kind partner dengan kedai kopi, mereka menyediakan ampas kopi, kami yang olah. Jadi win win solution,” ujarnya.
Guna menangani limbah plastik dan ampas kopi, menurut Gita, kedai kopi memiliki tanggung jawab untuk mengolahnya kembali. Minimal, mengganti cup plastik dengan tumbler atau botol.
Di beberapa kedai kopi, sistem ini sudah diterapkan. Kendati demikian, hanya sedikit kedai kopi yang mengolah limbah plastik dan ampas kopi sebagai produk bermanfaat.
“Selain pupuk, limbah ampas kopi sebetulnya dapat diolah menjadi pengharum ruangan, sampo, sabun, bahkan lilin. Produknya bisa dijual di kedai, jadi di satu sisi mereka membantu menanggulangi isu lingkungan, tapi juga menawarkan unique selling point,” tandas Gita. (*/Nis)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut dengan antusias kehadiran beberapa legenda sepak…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Laga istimewa akan tersaji di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dalam…
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- bank bjb kini memberikan penawaran peluang investasi menarik, berupa Surat Berharga Perpetual…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) memastikan bahwa aksi terorisme…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penyerang Persib Ciro Alves tengah dalam motivasi tinggi. Ia sangat berhasrat tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Universitas Pasundan (Unpas) menjadi tuan rumah acara Collabonation Talent Hunt yang digelar…