BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Viral video bullying di media sosial Twitter, hebohkan warga Kota Bandung. Peristiwa tersebut terjadi di SMP Plus Baiturrahman jalan Babakan Tarogong, Ujungberung Kota Bandung.
Dalam video berdurasi 20 Detik yang di tersebar di Twitter melalui akun Cafe Guy, @salmandoang, terlihat siswa SMP Plus Baiturrahman di pakaikan helm kemudian ditendang oleh temannya hingga pingsan.
Guna mengklarifikasi video viral tersebut, wartawan www.pasjabar.com mendatangi pihak sekolah, Sabtu (19/11/2022). Di sekolah SMP Plus Baiturrahman pukul 07.30 sedang dilakukan mediasi. Terlihat hadir pihak sekolah, kedua orangtua siswa dari pelaku dan korban dan beberapa orangtua siswa satu kelas, serta dari Polsek Ujungberung.
Hadir juga pelaku MA, dan korban ID pada saat mediasi. Dari keterangan kedua pelajar berusia 15 tahun ini, keduanya seperti sedang melakukan sebuah permainan. Dari keterangan korban ID, dia tidak tahu siapa yang memukul kepalanya setelah dipakaikan helm.
Menurutnya, dia dipakaikan helm lalu di pukul hingga terjatuh karena membuat kepalanya pening. ” Saya terjatuh karena pusing, bukan pingsan seperti yang beredar di media sosial, ” jelasnya.
Hari ini kondisi ID baik baik saja, tidak ada keluhan di kepalanya. Kemarin sudah diperiksa di Rumah Sakit Ujungberung, dan hasil rontgen akan keluar hari ini. ” Tetapi saat ini dirinya merasa baik baik saja dan tidak ada lagi pusing atau sakit di kepalanya, ” jelasnya.
Pelaku Banyak Diam
Sementara pelaku MN saat dimintai keterangan banyak diam, MN sudah meminta maaf kepada ID dan juga keluarga serta pihak sekolah.
Pihak sekolah membenarkan peristiwa ini, Saifullah kepala sekolah SMP Plus Baiturrahman menyesalkan peristiwa ini. “Saya menyesalkan peristiwa ini, tindakan saat ini telah dilakukan mediasi kedua siswa saling memaafkan dan juga kedua orangtua siswa,” jelasnya.
Dalam mediasi tadi memang ada pihak kepolisian, sehingga untuk urusan hukum diserahkan pihak kepolisian. ” Pihak sekolah jelas tetap akan memberikan sanksi kepada pelaku, tetapi sanksi tersebut tidak mematikan masa depan siswa, ” tutur Saifullah.
Menurut Saifullah sanksi saat ini yang akan dilakukan adalah teguran dan skor belajar offline bagi pelaku MA. Jadi sementara MA dilarang masuk kelas hanya belajar online saja. Kedua siswa merupakan kelas 9, sehingga ini tahun terakhir bagi keduanya.
Saifullah membantah sekolah lalai dalam mengawasi siswa. Menurut Saifullah kejadian terjadi pada Kamis 17 November pukul 09.20, saat itu guru sedang keluar kelas dan telah memberikan tugas kepada siswa. ” Kemudian terjadi peristiwa tersebut, ” tambah Saifullah.
Jam sekolah di SMP Plus Baiturrahman dimulai pukul 07.00 hingga pukul 14.00. awal dimulai pelajar melakukan sholat Dhuha bersama.
Sekolah Telah Melakukan Mediasi
Sementara pihak kepolisian dari Polsek Ujungberung, di pimpin Kapolsek Ujungberung Kompol Karyaman, membenarkan telah dilakukan mediasi. Namun tetap dilakukan proses hukum sesuai ketentuan.
Baik Pelaku dan Korban serta 5 orang saksi telah dimintai keterangan. ” Kasus ini tetap harus ditangani, sudah 5 saksi termasuk pelaku dan korban diperiksa di Polsek Ujungberung, namun belum ada yang ditetapkan tersangka, semua masih dalam proses penyidikan namun tidak menutup kemudian ada proses kelanjutan dari hasil pemeriksaan, tetapi bisa juga proses mediasi damai dari kedua pihak, ” tegas Suryaman.
Saat ini pelaku MA dan Korban ID sedang diperiksa di Polsek Ujungberung. (Jbe)