BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) menggelar rangkaian Bandung Lautan Damai 2022 salah satunya “Jelajah Jalur Bineka” pada Sabtu (19/11/2022).
Adapun Jelajah Jalur Bineka adalah pengenalan dasar dan melihat lebih dekat rumah ibadah agama-agama yang berbeda dengan kunjungan secara langsung dipandu oleh penganut agama bersangkutan.
Pada Jelajah Jalur Bineka kali ini peserta diajak untuk berkeliling rumah yang saling berdekatan di daerah Jl. Cibadak sampai Jl. Pagarsih Kota Bandung.
Rute Perjalanan dimulai dari Kong Miao yang juga tempat Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN), di lanjut dengan berjalan ke Vihara Tanda Bhakti dan Vihara Darma Ramsi, kemudian di lanjut lagi ke Klenteng Besar dan diakhiri di Gereja Paroki St. Mikael.
Koordinator BaLaD 2022, Fikri Gusti mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 67 peserta dengan ragam latar belakangnya.
“Hal ini menjadi sesuatu yang menyenangkan dan seru, karena selain keliling beberapa rumah ibadah pada waktu pagi hari yang dimulai jam 8 pagi, para peserta juga terlihat aktif dalam perjumpaan lintas iman yang secara tidak langsung tercipta saat kegiatan Jelajah Jalur Bineka ini,” tuturnya.
Fikri melanjutkan bahwa kegiatan yang diinisiasi oleh orang-orang muda ini mempersilahkan peserta untuk bertanya apa saja tentang yang ada di dalam rumah ibadah tersebut, hal itu juga berupaya agar apa yang selama ini menjadi prasangka para peserta kepada umat agama yang lain bisa terjawab.

“Sebelum pulang para peserta diminta untuk bertukar nomor whatsapp dan saling follow Instagram untuk terus menjalin pertemanan. Seperti prinsip JAKATARUB yang kami percayai bahwa pertemanan adalah hal penting untuk membangun dialog, kami biasa membuat slogan Dialog antar iman berawal dari dialog antar iman. Semoga praktik-praktik baik ini bisa terus berlanjut dan bisa juga dilakukan di kota-kota lainya. salam dari bandung untuk indonesia yang lebih damai,” tandas Fikri Gusti.
Beberapa peserta mengaku bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman pertama mereka dalam mengenal agama orang lain.
“Mengunjungi dan bersentuhan secara langsung dengan ornamen rumah ibadah agama yang berbeda, serta penjelasan dari pemeluk agamanya langsung ‘membuat pandangan tentang agama lain tidak seburuk seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang di lingkungan sekitarnya dulu’,” ungkap salah satu peserta yang mengaku terlahir dan tumbuh dari lingkungan agama yang cukup konservatif.
Jelajah Jalur Bhineka kali ini yang diakhiri di Gereja Paroki St. Mikael, Romo Nugroho selaku Pastor di Paroki tersebut memimpin doa penutup untuk kegiatan ini.
Romo Nugroho berharap bahwa persaudaraan orang muda lintas iman di Bandung dan di Indonesia ini terus berlanjut dan tumbuh jadi kolaborasi yang baik untuk bersama-sama menciptakan perdamaian. (tiwi)









