BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) kembali menggelar Café Religi pada Jum’at (25/11/2022).
di Gereja Kristen Jawa Bandung di Jl. Merdeka Kota Bandung.
Café Religi juga termasuk dalam rangkaian acara Bandung Lautan Damai 2022, suatu kegiatan dimana masyarakat diajak untuk berdialog secara langsung bersama narasumber dengan lintas agama yang berbeda.
Koordinator BaLaD 2022, Fikri Gusti mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 56 peserta dengan ragam latar belakang yang berbeda sehingga menjadi sesuatu yang menyenangkan.
“Dengan perbedaan latar belakang ini, masyarakat tidak hanya mendapat pengetahuan tetapi juga dapat berdiskusi untuk berbagi pengetahuan,” ungkapnya.
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini dibagi menjadi 8 kelompok di mana perkelompok diarahkan menuju post yang sudah diisi oleh narasumber dengan agama yang berbeda.
Untuk post pertama diisi oleh narasumber dari Agama Islam minoritas yang terdiri dari sekte aliran syiah dan ahmadiyah, post kedua diisi oleh narasumber dari Agama Kristen.
Post ketiga diisi oleh narasumber dari Agama Hindu, post keempat diisi oleh narasumber dari Agama Buddha, post kelima diisi oleh narasumber dari Agama Konghuchu, post keenam diisi oleh narasumber dari Agama Bahai.
Selajutnya post ketujuh diisi oleh narasumber dari penghayat kepercayaan, dan terakhir post ke delapan diisi oleh narasumber not believer.
Dalam post ini peserta dapat bertanya apa saja kepada narasumber terkait post yang peserta datangi.
“Dalam kegiatan ini peserta dapat membagikan pengalamannya masing-masing. Beberapa peserta juga mengaku bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman pertama mereka dalam berdialog secara langsung bersama narasumber lintas agama yang berbeda,” ungkapnya.
Peserta mengaku berdialog secara langsung menjadi sarana untuk lebih membuka diri terhadap lintas agama yang berbeda dan dapat menguatkan nilai-nilai toleransi dalam diri.
Selain itu, peserta juga mengaku tidak merasa gugup karena narasumber dapat mencairkan suasana dan dapat diajak untuk berdialog dengan nyaman.
“Dalam kegiatan Café Religi ini, yang diharapkan semoga persaudaraan antar masyarakat lintas iman di Bandung serta di Indonesia ini terus berlanjut dan tumbuh jadi kolaborasi yang baik untuk bersama-sama menciptakan perdamaian,” tandasnya.
“Seperti prinsip JAKATARUB yang kami percayai bahwa pertemanan adalah hal penting untuk membangun dialog, kami biasa membuat slogan Dialog antar iman berawal dari dialog antar teman. Semoga praktik-praktik baik ini bisa terus berlanjut dan bisa juga dilakukan di kota-kota lainnya. Salam dari bandung untuk indonesia yang lebih damai,” tandas Fikri.
Setelah peserta berkeliling mengunjungi post, peserta diminta untuk merefleksikan apa yang mereka dapat dari berdialog dengan para narasumber dari berbagai agama dan kepercayaan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta,
“Sangat berkesan, karena pada awalnya saya mengenal agama lain itu dari buku, dari orang lain sehingga saya menganggap adanya agama yang sesat. Tetapi itu terbantahkan setelah saya datang ke Café Religi. Tetapi itu juga tergantung bagaimana pandangan kita. Seperti saya dulu tidak percaya terhadap agama penghayat kepercayaan. Saya menganggap agama kepercayaan itu sesat, tetapi ternyata saya salah”.
Sebelum berakhirnya acara, para narasumber dari berbagai agama dan penganut kepercayaan memimpin doa penutup untuk kegiatan ini. Dengan begitu, Café Religi ini dapat dilaksanakan dengan lancar. (*/tiwi)
