BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Pada saat mengikuti pengabdian di beberapa daerah pelosok Lembang, Mahasiswa Universitas Pasundan Fakultas Hukum Jurusan Ilmu Hukum, Muhammad Adhadin Azhar mendapati terdapat banyak masalah yang ada di sana.
Adapun yang dihadapi masyarakat di sana khususnya dalam bidang pendidikan seperti kurangnya sarana dan fasilitas belajar, jaringan internet yang tidak memadai, keterbatasan ekonomi dan informasi tentang beasiswa sehingga banyak anak yang harus putus sekolah.
Menurut The save the children global study, 79% siswa-siswi di Indonesia tidak mampu untuk mengakses materi belajar yang memadai sehingga mereka terpaksa harus putus sekolah.
Tidak hanya itu, kurangnya partisipasi pemuda dalam berbagai kegiatan masyarakat juga menjadi salah satu masalah yang terjadi di beberapa daerah terpencil.
Masalah kurangnya partisipasi pemuda salah satunya disebabkan oleh masih kurangnya wadah dan platform untuk mengartikulasikan keprihatinan mereka.
Sehingga dibutuhkan ide yang dapat meningkatkan kesadaran para pemuda bahwa peran kepemimpinan pemuda dalam institusi pendidikan sangat
diperlukan.
Ide yang ia usungkan bernama “Leadership Youth Program.” Program ini bertujuan untuk meningkatkan peran pemuda, khususnya mereka yang berasal dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) dalam institusi pendidikan.
Terdapat dua kegiatan utama yang akan dilaksanakan yaitu:
1. Youth Talks Event
Youth Talks Event ini merupakan forum belajar dan diskusi dari berbagai perspektif antara para pemuda,
organisasi kepemudaan, NGO, tokoh-tokoh pendidikan, serta stakeholders.
Kegiatan ini akan berisi
materi tentang Leadership, pentingnya peran pemuda sebagai Agent of Change, dan cara meningkatkan peran aktif pemuda dalam institusi pendidikan (SD, SMP, SMA dan Universitas).
Setiap pemuda diharapkan menyampaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di daerahnya masing-masing dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.
2. Youth Education Project
Kegiatan ini akan dilaksanakan setelah “Youth Talks Event.” Para pemuda yang terpilih akan terjun langsung ke institusi pendidikan di daerah 3T untuk melihat langsung masalah-masalah yang dihadapi di daerah tujuan program nanti.
Diharapkan, solusi-solusi yang telah dibuat pada “Youth Leadership Talks” sebelumnya dapat diimplementasikan dengan baik selama program berlangsung.
Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan calon pemimpin muda berkomitmen dan visioner untuk berkontribusi bersama-sama dalam dunia pendidikan.
Para pemuda juga diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu leadership yang telah didapatkan dari pengalaman-pengalaman dan kegiatan yang telah diikuti sebelumnya.
Adapun tujuan dari ide program ini adalah:
1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam hal leadership untuk para pemuda, khususnya pemuda di daerah terpencil.
2. Mengakses jembatan hubungan antara masyarakat terpencil dan pemerintah
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya partisipasi pemuda sebagai Agent of Change
3. Memperkuat jejaring kepemudaan dan kesempatan kolaborasi oleh para pemuda dengan masyarakat terpencil
Lengkapi dengan sumber daya dan jangka waktu yang realistis
Untuk merealisasikan “Leadership Youth Program” dibutuhkan beberapa tahap yaitu:
1. Mengajak kerjasama Non-Governmental Organization (NGO) yang memiliki fokus utama kegiatannya dalam bidang pendidikan, seperti Youth For Indonesia, KAMI foundation, dan masih banyak lagi.
2. Mengajak para pemuda di seluruh Indonesia untuk mengemukakan pendapat mereka terkait masalah-masalah bidang pendidikan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki dan berkontribusi untuk negeri melalui kegiatan “Leadership Youth Program” “Youth Talks Event” akan dilaksanakan online selama 3 hari, sedangkan “Youth Education Project” akan dilaksanakan 7 hari dengan persiapan matang selama satu bulan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Peran Kemdikbud sangatlah penting untuk menyukseskan ide ini.
diharapkan Menteri Pendidikan dapat mendengar langsung keresahan-keresahan dan solusi yang ditawarkan pemuda terkait masalah-masalah di daerahnya masing-masing, khususnya dalam bidang pendidikan yang akan disampaikan pada “Youth Talks Event”.
Pemerintah daerah
Peran pemerintah sangat diperlukan, khususnya pemimpin-pemimpin daerah yang sudah berkecimpung di dunia pemerintahan.
Solusi-solusi yang ditawarkan pemuda diharapkan dapat
didukung dan difasilitasi oleh pemerintah daerah.
Non-Governmental Organization Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, peran NGO sangatlah penting untuk mengimplementasikan ide ini karena dibutuhkan kolaborasi antara pemuda dan NGO yang fokus utama kegiatannya dalam bidang pendidikan dan kepemudaan, seperti Youth For Indonesia, KAMI foundation, Jabarzillenial dan masih banyak lagi.
Adapun bentuk kolaborasi yang dibutuhkan yaitu:
1. Kolaborasi antar pemuda dengan pemerintah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kepemimpinan.
2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang memiliki efek jangka panjang kepada masyarakat dengan memanfaatkan peran pemuda dan NGO.
3. Menghidupkan kembali forum-forum diskusi antar pemuda, organisasi kepemudaan, masyarakat
daerah terpencil, serta pemerintah.
4. Melibatkan para pemuda dalam mengambil/memutuskan suatu kebijakan.
Adapun hal ini telah disampaikan Adhadin dalam Youth 20 Indonesia (Y20) di Solo, pada 28 – 30 Oktober 2022 lalu. (Tiwi)