BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Lembaga Klimatologi Politik (LKP) telah merilis sejumlah tokoh menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Di antaranya Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Airlangga Hartanto, Erick Thohir, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo hingga Sandiaga Uno.
Direktur LKP Usman Rachman menyebutkan hasil ini didapat dari, survei melalui riset yang dilakukan sejak tanggal 17 hingga 24 November 2022. Para calon presiden ini dinilai memiliki pekerjaan rumah (PR) yang amat besar harus diatasi ketika terpilih menjadi presiden. Salah satunya ekonomi di tanah air.
“Permasalahan ekonomi ini menjadi masalah tertinggi dari hasil survei kita sebesar 29,2 persen. Masalah ini tentu harus diatasi segera mungkin. Diikuti masalah kenaikan BBM yang selalu muncul di setiap presiden sebesar 12,2 persen, dan kenaikan harga sembako 11,2 persen, serta korupsi 10,2 persen,” kata Usman Rachman di Holiday Inn Hotel, Kota Bandung.
Usman juga menyebut, hasil survei LKP memperlihatkan bahwa ada sebanyak 57,5 persen warga menginginkan sosok pemimpin yang mampu memecahkan masalah. Sehingga para calon perlu memiliki kompetensi yang mumpuni. Utamanya di bidang perekonomian atau yang mampu atasi permasalahan ekonomi dengan pembagian tugasnya.
“Sebanyak 60,5 persen itu, warga ingin capres yang miliki kompetensi bidang ekonomi atau dapat melakukan pembagian tugas-tugas menyelesaikan perekonomian,” ucapnya.
Selain itu, dari sejumlah nama capres yang muncul. Dari sisi popularitas, nama Prabowo Subianto masih yang teratas disusul Sandiaga Uno, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo. Tetapi, dari sisi kesukaan, Ridwan Kamil masih tertinggi, lalu ada Sandiaga Uno, Prabowo Subianto, serta Ganjar Pranowo.
“Yang harus diwaspadai, ada nama Moeldoko yang bisa menjadi kuda hitam alias capres dari papan tengah dan bisa di 2024 merangsek ke papan atas capres. Peluang Pak Moeldoko ini besar untuk tembus ke atas, apalagi swing voters dari survei kami itu sebesar 36,4 persen,” ujar dia.
Upaya yang Harus Dilakukan Capres untuk Tingkatkan Elektabilitas
Disinggung terkait upaya yang mesti dilakukan Moeldoko atau capres lainnya untuk meningkatkan elektabilitasnya sampai di 2024, kata Usman adalah Moeldoko perlu memiliki jaringan utamanya yaitu di sisi kepartaian, sebab dia saat ini tak memiliki partai.
“Pak Moeldoko jika memang mau terus efektif kenaikan elektabilitasnya, ya harus sering-sering bersilaturahim ke tokoh nasional yang ada di daerah. Gagasan Moeldoko pun harus dibumikan, karena banyak gagasan pembangunan. Semisal sembako murah hingga bantalan kerentanan ekonomi,” jelasnya.
Tidak adanya partai yang menjadi kendaraan politik Moeldoko, ini bisa menjadi hambatan di Pilpres 2024. Termasuk untuk calon lainnnya. Sehingga, Usman menyarankan kepada para calon untuk melakukan pendekatan ke para petinggi partai dan pendekatan ke akar rumput. (rif)