BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Selepas melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Raya Al Jabbar, sebanyak 3.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Jabar melakukan operasi semut membersihkan area Masjid Raya Al Jabbar.
“Tadi dilaksanakan shalat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan operasi semut pagi tadi. Kita kerja bakti, bagi yang datang, ini momen sejarah,” kata Ridwan Kamil disela kerja bakti sekaligus peresmian Masjid Raya Al Jabbar di Bandung, Jumat (30/12/2022).
Dilansir dari ANTARA, usai melaksanakan salat Subuh berjamaah, Ridwan Kamil, mendoakan setiap langkah ASN Jabar dalam kegiatan bersih-bersih di area Masjid Raya Al Jabbar bisa menjadi ladang pahala.
“Hari ini dengan penuh semangat setiap keringat itu jadi amal jariah bagi kita. Jadi, beruntunglah yang datang hari ini,” ujarnya.
Menurutnya, perjalanan panjang pembangunan Masjid Raya Al Jabbar ini melibatkan banyak pihak. “Membangun ini bukan superman, tapi superteam. Bukan kerja saya, tapi kerja ribuan orang,” katanya.
Masjid Raya Al-Jabbar merupakan spirit dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Hal tersebut ditandai dengan terdapatnya motif batik dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam desain Masjid Raya Al-Jabbar.
Walaupun lokasinya di Kota Bandung, Ridwan Kamil menegaskan ini adalah Masjid Raya Al-Jabbar.
“Artinya, semua warga di Jawa Barat harus ada rasa memiliki. Apa simbolisasi bagian dari Jawa Barat merasa memiliki, secara desain saya tampung. Ada ragam hias motif batik di pintu-pintu yang jumlahnya ada 27, sehingga ada kebanggaan. Masjid Raya Al-Jabbar dihimpun dari semangat ke-Jawa Barat-an,” katanya.
Masjid Raya Al Jabbar Miliki Banyak Keunikan
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat Bambang Tritoyuliono mengatakan Masjid Raya Al-Jabbar memiliki banyak keunikan.
Masjid Raya Al-Jabbar merupakan masjid terapung, dengan banyak ornamen, seperti kubah Masjid Raya Al-Jabbar seluas 1 hektare 99×100 meter persegi, tanpa ada tiang penyangga. Jadi, hanya dibebankan kepada struktur tulangan plafon. Kemudian kaca patri, yang pelaksanaannya sulit luar biasa.
Masjid Raya Al-Jabbar merupakan desain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang saat itu menjadi Wali Kota Bandung pada 2015. Masjid Raya Al-Jabbar juga merupakan perjalanan panjang selama kurun waktu lima tahun. Mulai dari pembebasan tanah tahun 2015, kemudian tahun 2017 mulai pelaksanaan pembangunan hingga tahun 2022.
“Insya Allah, 30 Desember 2022, Masjid Raya Al-Jabbar kita resmikan. Masjid ini terapung di atas danau, punya struktur plafon tanpa tiang, ornamen-ornamen banyak kerajinan tangan anak-anak Jawa Barat yang mempunyai nilai seni luar biasa,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bapenda Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan warga Jawa Barat patut berbangga dengan keberadaan Masjid Al-Jabbar. Masjid terbesar di Jawa Barat ini bisa dimaksimalkan untuk kegiatan lain, selain sebagai tempat ibadah.
“Spiritnya kebersamaan, kita bisa shalat berjamaah, shalat subuh berjamaah. Selain itu, kita bisa menikmati keindahan dan kenyamanan lingkungan masjid. Ke depan, juga akan ada biaya pemeliharaan yang pastinya bersumber dari pajak masyarakat,” kata Dedi. (ran)