Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Marsudi Wahyu Kisworo menyebut jika perguruan tinggi harus menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Dalam kegiatan pencerahan “Sinergi Program BRIN dengan Kegiatan MBKM Kampus Masa Depan” di Universitas Pasundan, Jumat (13/1/2023), Prof. Marsudi mengajak dosen di lingkungan Unpas untuk fokus melakukan riset yang berorientasi pada bisnis, sehingga betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Prof. Marsudi menekankan pentingnya menggali riset yang aplikatif dan tidak sebatas memenuhi syarat terindeks jurnal Scopus atau jurnal bereputasi internasional.
Seminar Sinergitas Program BRIN dengan Kegiatan MBKM Kampus Masa Depan.
“Meski penting, tapi kalau terlalu fokus, nantinya dosen hanya akan berorientasi pada jurnal dan publikasi saja. Padahal, banyak inovasi yang harus dikembangkan dan lebih berguna,” jelasnya.
2045 mendatang, Indonesia diproyeksi menjadi negara maju. Ia mengatakan, diperlukan SDM yang mumpuni guna merealisasikan hal tersebut dan mewujudkan transformasi ekonomi.
Untuk itu, BRIN tengah membuat empat masterplan riset dan teknologi untuk menjawab permasalahan krusial yang dihadapi Indonesia, yaitu kedaulatan pangan, kesehatan, energi, dan kekurangan air bersih.
Terkait kedaulatan pangan, kata dia, tidak berkutat pada masalah pertanian, tapi juga logistik, processing, dan distribusi. Perlu ada substitusi pangan dan rekayasa proses pangan agar Indonesia tidak mengandalkan ekspor.
Sementara di sektor kesehatan, BRIN sedang merancang penelitian untuk mewujudkan kemandirian kesehatan, baik obat-obatan maupun peralatannya.
“Masalah energi juga tidak kalah penting. 2030 mendatang, dunia sepakat untuk menghapus 30 persen PLTU batu bara. Sementara 92 persen listrik di Indonesia masih memanfaatkan PLTU batu bara. Paling memungkinkan menggunakan nuklir, tapi masyarakat kita masih harus diedukasi agar tidak banyak kekhawatiran,” paparnya.
Ia meminta dosen Unpas untuk ikut berkontribusi dan membina mahasiswa agar mulai melakukan penelitian. Kampus juga diimbau untuk menerapkan sistem pendidikan yang inovatif dan berbasis wirausaha.
“Problemnya, pendidikan kita lebih banyak menghambat kemandirian dan membentuk mental pegawai, bukan mental kreatif. Padahal, industri kreatif memberikan peluang besar yang bisa dimanfaatkan mahasiswa,” tambahnya.
Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. mengatakan, sharing bersama petinggi BRIN dibutuhkan karena berkaitan dengan program MBKM dan persiapan menyongsong perguruan tinggi generasi ke-4.
“Ini juga dalam rangka memelihara atmosfer akademik, supaya dosen terus terpacu untuk membantu kampus mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujarnya. (*/Nis)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur…
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan bahwa harga sejumlah komoditas pangan mengalami fluktuasi…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakmie saat ini menjadi salah satu makanan favorit banyak orang, termasuk di…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung telah mengambil langkah alternatif menghadapi potensi…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan bahwa puncak musim hujan untuk…