PASBANDUNG

Inspiratif, Taufik Anugerah Mahasiswa Unpas yang Jadi Relawan Karena Ibu

ADVERTISEMENT

Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Sesaat setelah gempa 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur, Taufik Anugrah, mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Pasundan yang juga relawan Pramuka Peduli Kwarda Jabar tanpa pikir panjang langsung berangkat menuju lokasi.

Setibanya di lokasi, ia bergegas melakukan asesmen. Bersama relawan pramuka lainnya, ia bertindak sebagai Search and Rescue Unit (SRU) untuk mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.

Selama kurang lebih 15 hari, Taufik menyisir wilayah Cugenang, lalu bergeser ke Gasol, dan daerah lain yang terdampak paling parah. Selain fokus di kluster pencarian korban, ia juga memantau pos tanggap darurat dan mengondisikan distribusi logistik.

Menjadi tim SRU di lokasi bencana bukan pertama kalinya bagi Taufik. Ia pernah terlibat dalam operasi penyelamatan siswa yang terjebak banjir akibat tanggul jebol di SDN Ajitunggal Cijambe, pencarian lansia yang hilang di perkebunan Cibuni, evakuasi jenazah longsor Cimanggung, dan terakhir gempa bumi Cianjur.

Pengalaman penugasan kebencanaan juga cukup banyak, mulai dari tsunami Banten, tanggul jebol Cimareme dan Jati Cluster, longsor Sukajaya, banjir bandang Masamba Sulsel, Cicurug Sukabumi, Pameungpeuk, hingga peristiwa kebakaran.

Mahasiswa kelahiran 1996 ini telah mengikuti pendidikan spesialisasi dan memiliki segudang pengalaman organisasi, sehingga kemampuannya dalam menanggulangi bencana sudah teruji.

Jadi Relawan Karena Ibu

Sebelum aktif menjadi relawan kemanusiaan, Taufik pernah bergabung sebagai relawan lingkungan, relawan sadar hukum, dan lain-lain. Menyadari kondisi alam yang semakin rusak dan berisiko membahayakan sekitar, ia tergerak untuk turun tangan dan berkontribusi lebih banyak.

Taufik menambahkan, di samping panggilan jiwa dan niat yang tulus, keputusannya untuk mengabdikan diri pada kemanusiaan dan melakukan kebaikan juga termotivasi dari ibunya.

“4 tahun lalu, ibu saya divonis kanker yang membuat saya sangat terpukul. Kalau saya berdoa sendiri, pasti tidak akan kuat. Akhirnya saya berpikir untuk memperbanyak kebaikan. Saya percaya, dari kebaikan itu akan ada pahala yang membuat saya ikhlas untuk dijadikan penggugur penyakit ibu saya,” kata Taufik, Selasa (17/1/2022).

Seiring waktu, Taufik merasa harus meningkatkan kemampuannya dan ia memutuskan untuk ikut pendidikan spesialisasi agar niat baiknya tidak berbalik mencelakakan orang lain.

Di lapangan, ia mengaplikasikan 40 persen teori dan 60 persen praktik. Kendati demikian, teori tetap ia jadikan pedoman atau pakem selama di lapangan.

“Dengan begitu, kita tahu mana batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Di lapangan juga banyak hal-hal yang tidak terpikirkan, jadi kita mesti bisa improve dan itu tergantung penguasaan teori,” tuturnya.

Terus Mengabdi

Disinggung soal pengalaman kerelawanan yang paling sulit dilupakan, Taufik membuka kembali memori ketika ia ditugaskan sebagai komandan medis lapangan dan tim evakuasi korban bencana longsor Cimanggung.

Longsor Cimanggung dipicu hujan dengan intensitas tinggi, sehingga mengakibatkan pergerakan tanah dan menimbun puluhan rumah. Ia ingat betul, longsor terbesar terjadi sekitar pukul 7 malam saat ia sedang mendata warga yang dinyatakan hilang.

“Waktu itu, banyak warga yang menonton proses evakuasi. Musibah kemarin menelan banyak nyawa, salah satunya karena banyak yang mendekati lokasi bencana. Seharusnya saat ada bencana kita lebih mawas diri, jangan mendekat, atau dijadikan tontonan,” paparnya.

Pengabdian dan keikhlasan Taufik dalam membantu sesama membuatnya diganjar berbagai penghargaan. Taufik dua kali menerima penghargaan mahasiswa berprestasi Unpas dan baru-baru ini dianugerahi Lencana Karya Bakti Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Prestasi dan penghargaan yang diperoleh, kata dia, menjadi kebanggan tersendiri dan akan dijadikan pemantik untuk terus membangun kemampuan diri.

“Capaian ini tidak pernah saya perkirakan, karena saya menjalani semuanya demi kemanusiaan, bukan untuk penghargaan. Saya kadang merasa tidak pantas, tapi saya meluruskan niat, apa yang saya dapat akan saya persembahkan untuk tim saya, sebagai kado dan hadiah atas kerja keras bersama,” tandasnya. (*/Nis)

Nissa Ratna

Recent Posts

Persib Vs Borneo FC, Pieter Huistra: Pertemuan Dua Tim Top

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Laga istimewa akan tersaji di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dalam…

25 menit ago

bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- bank bjb kini memberikan penawaran peluang investasi menarik, berupa Surat Berharga Perpetual…

29 menit ago

Kemenko Polkam: Indonesia Berhasil Tanpa Serangan Terorisme Sejak 2023

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) memastikan bahwa aksi terorisme…

55 menit ago

Ambisi Ciro Alves di Laga Persib Vs Borneo FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Penyerang Persib Ciro Alves tengah dalam motivasi tinggi. Ia sangat berhasrat tampil…

1 jam ago

Unpas dan IM3 Dorong Bakat Mahasiswa Lewat Collabonation

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Universitas Pasundan (Unpas) menjadi tuan rumah acara Collabonation Talent Hunt yang digelar…

2 jam ago

Pergerakan Harga Pangan: Daging Sapi Turun, Beras Premium Naik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat pergerakan harga sejumlah komoditas pangan yang fluktuatif…

2 jam ago