BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Gerakan Mahasiswa pasundan menggelar kegiatan pasanggiri mieling basa indung ke 2 yang di ikuti oleh 190 peserta dari 150 SMA/SMK/MA sederajat sejawa barat belum lama ini.
Di samping itu, dalam rangkaian acara Pasanggiri ke 2 ini Gema pasundan menggelar Talkshow yang bertemakan “pemimpin jawa barat dahulu, kini dan esok” Yang di hadiri oleh ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, Ono Surono ST.
Hadir pula INJABAR UNPAD, Prof Kery Lestari dan pegiat Pendidikan Jabar, Mansurya Manik.
Dalam kegiatan ini, Ketua Umum Gema Pasundan
Rajo Galan menyampaikan bahwa ada dua point basa indung sebagai bahasa tutur dan bahasa indung sebagai bahasa pegangan filosopi hidup silah asah silih asah silih asih dan silih asuh.
“Bapak Ono Surono sangat konsen terhadap bahasa sunda sebagai bahasa tutur maupun filosoli nilai nilai prinsip hidup low off life. Dan bahasa indung menjadi pegangan berbangsa dan bernagara,” ungkapnya kepada PASJABAR, Sabtu (25/2/2023).
Ia juga menyampaikan pentingnya kaum muda menjaga dan melestarikan bahasa sunda dan budaya karna bahasa dan budaya adalah identitas Bangsa.
“Saya menyampaikan terimakasih kepada ketua DPD PDI Perjuangan Bapak Ono Suruno yang telah banyak membantu baik moral ataupun moril dalam kegiatan ini,” tambahnya.
Adapun Ono surono menyampaikan bahwa ia mengapresiasi kepada Gema Pasundan yang telah mempunyai kepedulian untuk menjaga dan melestarikan Basa Indung jawa barat, yaitu Bahasa Sunda melalui kegiatan Pasanggiri Mieling Basa Indung Ka-2
Ono juga mengatakan bahwa seyogyanya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat membuat regulasi yang tegas untuk Pelajaran Bahasa Indung masuk dalam kurikulum dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah atas.
“Terkait dengan Diskusi Pemimpin Jawa Barat dahulu, kini dan esok. Pemimpin esok di Jawa Barat harus mempunyai karakter “sunda” yang memastikan masalah-masalah rakyat dapat diselesaikan dengan baik,” ujar Ono.
“Karena masalah fundamental di Jawa Barat masih berkutat di bidang pendidikan, ekonomi, infrastruktur, pengangguran, kerusakan lingkungan. Apalagi dampak pandemi covid yang masih terasa dalam bidang ekonomi. Struktur APBD Jawa Barat harus benar-benar dimaksimalkan untuk mengatasi masalah tersebut,” tandasnya. (tiwi)