JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM – Sebanyak 51 bandara akan dipantau oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal itu untuk mendukung kelancaran selama masa angkutan Lebaran 2023.
“Pemantauan di 51 bandara dilakukan terkait aspek keselamatan, keamanan penerbangan, peningkatan jumlah penumpang, pergerakan pesawat, kendala teknis, dan faktor lainnya,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Maria Kristi Endah Murni melalui keterangan tertulis, Rabu (1/3/2023).
Dilansir dari ANTARA, dari 51 bandara yang dilakukan pemantauan tersebut, 16 di antaranya merupakan bandara internasional (entry point). Pemantauan dilakukan dengan mendirikan posko angkutan udara Lebaran yang akan memberikan pelayanan transportasi udara kepada masyarakat selama arus mudik dan balik.
Kemudian, 51 bandara tersebut terdiri atas 14 bandara yang dikelola oleh unit penyelenggara bandar udara, 15 bandara dikelola oleh PT Angkasa Pura I, 20 bandara dikelola oleh PT Angkasa Pura II, satu bandara dikelola oleh Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Batam, dan satu bandara yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Sedangkan, untuk pelayanan rute penerbangan, telah disediakan 270 rute domestik. Rute menghubungkan 122 kota (penerbangan dalam negeri). Serta 112 rute internasional yang menghubungkan 48 kota di luar negeri dari 22 negara.
394 Pesawat Telah Disiapkan
Sementara, untuk kesiapan armada, saat ini telah disiapkan sebanyak 394 pesawat untuk penerbangan reguler. Lalu akan bertambah pada saat pelaksanaan angkutan udara Lebaran 2023 nanti.
Kristi mengatakan beberapa strategi antisipasi juga telah disiapkan oleh Ditjen Perhubungan Udara. Seperti menjaga dan meningkatkan pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, meningkatkan kapasitas angkutan udara (supply side), dan menjaga pertumbuhan demand.
Berikutnya, meningkatkan pelayanan penumpang, mengantisipasi kondisi kahar atau darurat lainnya, dan melakukan komunikasi efektif dan masif kepada pengguna jasa transportasi udara.
Antisipasi Lonjakan Penumpang Arus Mudik
Sedangkan, untuk mengatasi lonjakan penumpang akan dilakukan penambahan kapasitas tempat duduk melalui extra flight atau mengganti pesawat dengan ukuran yang lebih besar.
“Kami juga memastikan kesiapan armada, jam operasi bandara, utilisasi jam terbang pesawat serta tidak ada pekerjaan yang dilakukan pada sisi udara,” ucap Kristi.
Terkait pelayanan tarif angkutan udara, maka akan dilakukan pengawasan oleh para inspektur dari direktorat teknis terkait kepada maskapai dan ground handling.
“Tugas kami memastikan pelayanan sebelum, selama, dan setelah penerbangan (pre-in-post flight) berjalan sesuai dengan prosedur penerbangan,” ujarnya.
Ia menegaskan agar pemantauan tersebut berjalan dengan baik, diperlukan kolaborasi dan kerja sama yang baik dengan stakeholder penerbangan.
“Sehingga, apabila ditemukan kendala dapat dengan cepat mengambil langkah antisipatif. Seluruh operator penerbangan agar merespons secara cepat semua keluhan yang disampaikan penumpang. Bersama-sama kita ciptakan angkutan Lebaran 2023 dengan penerbangan yang selamat, aman, dan nyaman,” ucap Kristi.
Persiapan Kemenhub Jelang Persiapan Angkutan Lebaran 2023
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan sejumlah langkah untuk menyiapkan penyelenggaraan angkutan Lebaran 2023. Supaya momen mudik dapat berjalan dengan selamat, aman, nyaman, dan terkendali.
Pengelolaan arus mudik dan balik lebaran tahun ini sangat menantang. Yakni bagaimana mengendalikan lonjakan pergerakan orang yang lebih besar dari tahun lalu, yang prediksinya mencapai 80 juta orang.
“Lonjakan ini diprediksi akan terjadi karena tahun ini kasus Covid-19 menurun, sudah tidak ada PPKM, dan keadaan ekonomi membaik,” kata Menhub Budi Karya Sumadi dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Adapun sejumlah langkah yang dilakukan sejak awal tahun ini, di antaranya menyiapkan survei potensi pergerakan mobilitas masyarakat selama angkutan Lebaran 2023. Kemudian melaksanakan inspeksi keselamatan (ramp check) pada sarana transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api.
Di sektor darat, Kemenhub bersama Kementerian PUPR dan Korlantas Polri telah mengecek kondisi jalur pantai selatan dan pantai utara Jawa.
Menhub mengatakan penyelenggaraan angkutan Lebaran dan angkutan Natal dan Tahun Baru pada 2022 lalu menjadi modal atau bekal penting untuk meningkatkan kinerja pelayanan angkutan Lebaran tahun ini.
“Dengan pengalaman empiris tahun sebelumnya, kami telah mengidentifikasi sejumlah titik krusial yang berpotensi terjadi masalah jika tidak ditangani dengan baik,” kata Menhub.
Sejumlah hal penting yang telah diidentifikasi, yaitu jalur tol Jakarta ke arah Jawa tengah. DIketahui tol Cipali menjadi titik krusial di arus mudik maupun balik. Untuk itu, koordinasi intensif dilakukan dengan Korlantas Polri.
“Kami yang membuat regulasi tetapi penerapan rekayasa lalu lintas maupun pengawasan dan penindakan dilakukan oleh Korlantas Polri. Baik berupa ‘contraflow‘, ‘one way‘, dan rekayasa lainnya. Selain itu, penambahan ‘rest area’ di jalur tol dari Jakarta ke arah timur juga perlu dilakukan karena jumlahnya dinilai kurang,” ungkapnya. (ran)