BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Menjelang Ramadan, harga beberapa bahan pokok mengalami kenaikan di pasaran. Meski demikian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengimbau warga agar tidak melakukan aksi panic buying dan menimbun barang secara berlebihan.
“Jika warga melakukan aksi panic buying, maka akan membuat barang langka dan harga semakin melonjak,” ujar Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa kepada wartawan, dalam acara Bandung Menjawab, Selasa (14/3/2023).
Meiwan mengatakan, beberapa harga bahan pokok yang mengalami kenaikan di antaranya, cabai merah dari harga awalnya Rp60.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp80.000-Rp85.000 per kilogram. Selain itu juga harga cabai rawit domba, yang sekarang juga menyentuh harga Rp80.000 per kilogram.
“Kenaikan harga tersebut, salah satunya akibat buruknya cuaca. Sehingga mempengaruhi hasil panen,” tuturnya.
Selain itu, harga bawang merah yang mengalami kenaikan, dari harga sebelumnya Rp30.000 per kilogram, sekarang menyentuh Rp40.000 per kiogram
Sementara untuk harga beras medium dan premium, sempat mengalami kenaikan sejak beberapa bulan yang lalu. Namun sampai sekarang belum ada kenaikan lagi. Sedangkan untuk harga minyak goreng, harga masih relatif sama.
“Untuk minyak goreng MinyaKita, stok sekarang sudah aman,” tegasnya.
Untuk mengantispasi agar tidak ada kenaikan harga yang signifikan di pasaran, Meiwan mengatakan, pihaknya melakukan monitoring harga secara rutin. Selain itu juga menggelar operasi pasar dan pasar murah di beberapa kecamatan di Kota Bandung.
“Sementara ini, yang sudah kita gelar adalah operasi pasar untuk beras dari Bulog dan yang tengah kita gelar adalah operasi pasar di 15 kecamatan, menjelang bulan Ramadan,” tuturnya.
Namun, lanjut Meiwan, pasar murah ini digelar bukan untuk mengintervensi harga di pasar tradisional. Melainkan hanya membantu warga masyarakat untuk mendapatkan beberapa komoditi yang mejadi favorit. Namun harganya tengah melambung.
“Kalau untuk mengintervensi harga masih kami bisa mengelar operasi pasar dan menyetok barang langsung di pasar tradisional. Namun kalau sekarang kan hanya membantu warga saja,” tuturnya.
Meiwan berharap, saat memasuki bulan Ramadan, tidak akan ada lagi kenaikan harga yang signifikan. Karenanya, selain dari dinas sendiri melakukan upaya pengendalian harga, di sisi lain, warga juga diimbau untuk tidak melakukan aksi panic buying.
Disinggung kemungkinan menggelar pasar murah di tingkat kelurahan, Meiwan mengatakan untuk tahun ini hal tersebut sulit untuk dilakukan. Lantaran jumlah kelurahan di Kota Bandung yang cukup banyak. Sehingga membutuhkan stok bahan pangan yang sangat banyak.
“Yang bisa dilakukan sekarang adalah berkoordinasi dengan kecamatan, agar pasar murah bisa digelar di tempat-tempat yang dekat dengan warga,” pungkasnya. (put)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…