BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Sebanyak 20 orang muda Kota Bandung mengikuti kegiatan Ruang Perjumpaan Antar Iman (RUPA) dengan mengelilingi Bandung menggunakan Bandros, Sabtu (1/4/2023)
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA), Asian Muslim Action Network (AMAN) dan Jaringan Kerja Antarumat Beragama (JAKATARUB).
Project Officer Program Kolaborasi kegiatan Rupa, Venus Nareswari mengungkapkan bahwa acara BANDROS atau Bandung Tour(lerance) on Bus ini menjadi ruang dalam mengenal isu Kebebasan Beragama Berkeyakinan (KBB) dengan cara yang kreatif.
“Acara ini dilatarbelakangi karena intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama berkeyakinan masih menjadi isu utama baik secara kuantitas maupun kualitas di Jawa Barat, khususnya Bandung Raya,” tuturnya.
Dengan demikian, sambung Venus, perlu meningkatkan kapasitas orang muda lintas iman khususnya yang berada dalam kelompok rentan di akar rumput.
Orang muda lintas iman membangun resiliensi sosial dan kultural yang mencegah segala bentuk kekerasan.
“Melalui dialog lintas iman yang kreatif, orang muda lintas iman juga merajut simpul-simpul jaringan di Kawasan Bandung Raya,” ungkapnya.
Di tengah maraknya kasus intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama berkeyakinan, orang muda lintas iman perlu meneguhkan kembali komitmen hidup bersama, mengasah perspektif, dan meningkatkan kecakapan dalam kerja-kerja dialog lintas iman di Bandung Raya, Jawa Barat.
“Orang muda lintas iman punya banyak potensi untuk membangun kekuatan dalam upaya pemajuan kebebasan beragama berkeyakinan di Jawa Barat. Potensinya meliputi waktu luang, tenaga dan semangat, gagasan yang transformatif, hingga kritisisme dan kreativitas,” paparnya.
Untuk itu, sambung Venus kegiatan ini melibatkan orang muda dari berbagai latarbelakang, institusi, agama dan gender agar lebih saling mengenal keberagaman.
“Kegiatan ini mengajak orang muda untuk lebih mengenal Bandung dari sisi wilayah dengan keberagaman, dan memahami isu KBB dengan cara yang menyenangkan, karena KBB biasanya terkesan merupakan pembahasan yang berat,” tuturnya kepada PASJABAR.
Ke depan kegiatan ini juga akan dilanjutkan dengan
Place for Understanding and Keeping up Solidarity (PUKIS).
“Harapan kami semoga kegiatan ini menjadi wisata belajar untuk lebih melebarkan sayap keberagaman serta promosi toleransi dan perdamaian,” pungkasnya. (tiwi)