PASPENDIDIKAN

Ini Cara Memecahkan Masalah Administrasi Kampus

ADVERTISEMENT

NBANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I Sumatera Utara (LLDIKTI Sumut), Prof. Saiful Anwar Matondang mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki 4.500 kampus negeri dan swasta dengan sistem pengelolaan yang berbeda-beda.

Sayangnya masih banyak pengelolaan kampus yang belum sesuai standar, bahkan masih berbasis kertas dan belum digital.

Ia mencontohkan kasus yang pernah terjadi di Sumatera Utara, yaitu ada kampus yang bermasalah akreditasinya karena berkasnya belum digital.

“Dalam proses akreditasi dan penjaminan mutu, ada proses asesmen lapangan dimana data dicocokkan dengan aturan pemerintah. Sayangnya masih banyak dokumen yang diprint saat penilaian, masih kertas, bertumpuk-tumpuk, tidak ada format baku, dan asesor menolak dokumen tersebut dengan alasan tidak terdata di sistem. Itu menyebabkan sulit sekali kampus menjadi unggul!,” ungkap Prof. Saiful dalam Seminar dan Konferensi Pers Digitalisasi Kampus dengan SEVIMA Platform pada Senin (17/4/2023).

Untuk mengatasi tantangan penjaminan mutu tersebut, LLDIKTI Sumut sebagai satuan kerja di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, bersama SEVIMA sebagai Perusahaan Education Technology, menandatangani perjanjian kerjasama untuk digitalisasi kampus.

Perjanjian ini ditandatangani langsung oleh Kepala LLDIKTI Sumut bersama Direktur Pemasaran SEVIMA Andry Huzain.

LLDIKTI Sumut beserta SEVIMA juga menyepakati dua poin kerjasama yang sekaligus menjadi tips sekaligus strategi dalam memecahkan masalah administrasi kampus. Berikut rumusannya:

1. Berkolaborasi Sediakan Sistem Akademik berbasis Digital dan Terintegrasi

Dalam pengalamannya membina 204 kampus dan 13.000 dosen di Sumatera Utara, Prof. Saiful beberapa kali menemukan kesalahan data yang dicatat maupun dilaporkan perguruan tinggi. Misalnya data pribadi, nilai mahasiswa, hingga terkait penomoran ijazah.

Kesalahan data ini seharusnya tidak terjadi jika kampus telah menjalankan administrasinya secara digital sekaligus terintegrasi.

Dua poin ini berjalan beriringan, karena tak jarang ada sistem digital yang sudah berjalan namun ternyata tidak terintegrasi. Idealnya, mulai dari mahasiswa mendaftar di kampus sampai proses perkuliahan dan mendapat penerbitan ijazah, harus dilakukan secara terintegrasi.

“Ini sangat penting karena sekarang eranya digitalisasi, dan ini harapan saya yang nantinya akan di-follow up oleh kampus dengan SEVIMA Platform,” ungkap Prof. Saiful.

Andry Huzain menambahkan bahwa otomatisasi administrasi, digitalisasi kampus, dan kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai data serta kebutuhan pendidikan tinggi, telah menjadi spesialisasi SEVIMA selama 20 tahun.

SEVIMA juga telah membuktkikan keberhasilan digitalisasi tersebut bersama lebih dari 800 kampus mitra SEVIMA di seluruh Indonesia.

“Akreditasi dulunya sering jadi keluhan. Tapi persiapan akreditasi perguruan tinggi dan prodi hanya tinggal tarik data saja, tanpa harus lembur berhari-hari, itu sudah bisa dilakukan dengan SEVIMA Platform. Mei nanti juga akan dirintis modul Beban Kerja Dosen (BKD) di SEVIMA Platform yang akan memulai integrasi pelaporan data dosen ke sistem pemerintah, merespon aturan baru terkait administrasi dosen,” ujarnya.

2. Kembangkan Kampus dengan Kehadiran Pakar dan Publikasi

Proses digitalisasi dan pengembangan kampus tentunya tidak bisa dikerjakan sendiri. Prof. Saiful menyebutkan, sangat diperlukan kolaborasi dengan para pakar termasuk dari dunia usaha dan dunia industri yang dapat memberi masukan kepada kampus.

Sehingga kurikulum dan lulusan kampus nantinya, sesuai dengan kebutuhan industri.

Oleh karenanya, pengembangan kampus dengan kehadiran pakar dan publikasi dari luar kampus sangatlah dibutuhkan.

“Terlebih sekarang kita berharap kurikulumnya sudah outcome based education (kurikulum berbasis hasil). Artinya butuh dunia usaha dan dunia industri seperti SEVIMA,” ungkap Prof. Saiful.

Kerjasama ini menyepakati kehadiran para doktor lulusan luar negeri yang tergabung dalam Tenaga Ahli SEVIMA, untuk dapat hadir secara gratis dalam Seminar dan Webinar yang diadakan LLDIKTI Sumut maupun 204 kampus di wilayah Sumatera Utara.

Andry Huzain berharap melalui kolaborasi ini, SEVIMA berkomitmen untuk terus meringankan beban kampus dan bapak ibu dosen dan perguruan tinggi dari segi administrasi sekaligus berbagi pengalaman.

“Kolaborasi akan terus SEVIMA lakukan, dengan tenaga ahli kami yang pakar di bidang IT, untuk terus merevolusi pendidikan tinggi!,” pungkas Andry. (*/tiwi)

Tiwi Kasavela

Recent Posts

Pestapora 2024: Pertamina Fastron Hadirkan Edukasi Otomotif di Tengah Festival Musik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pertamina Fastron siap memeriahkan festival musik Pestapora 2024, yang akan diadakan di…

25 menit ago

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

1 jam ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

4 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

4 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

7 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

14 jam ago