GARUT, WWW.PASJABAR.COM — Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan Jawa Barat Banten, Didi Turmudzi, menyampaikan, Paguyuban Pasundan mulai didirikan pada tahun 1913 oleh para siswa kedokteran yang kemudian diabadikan menjadi sebuah jalan di Bandung.
“Salah satu pendirinya menjadi nama jalan di Bandung, yaitu Jalan Dokter Junjunan. Nah itu salah satu pendiri Paguyuban Pasundan,” kata Prof. Didi dalam acara Silaturahmi Halal Bihalal Ba’da Idulfitri 1444 Hijriah, di Gedung Pendopo, Kabupaten Garut, Kamis (25/5/2023).
Prof. Didi juga menceritakan tentang sejarah tatar Sunda atau biasa dikenal Bumi Pasundan, nama itu bermula dari Sunda Kelapa, yang berubah menjadi Batavia, Jayakarta, dan saat ini dikenal dengan nama Jakarta. Selain itu, daerah Sunda, kata Didi, juga memiliki subkultur, di antaranya yaitu Subkultur Sunda Kelapa, Subkultur Banten, dan Subkultur Priangan.
Ketua Paguyuban Pasundan Kabupaten Garut, Abdusy Syakur Amin, menyampaikan, dalam kesempatan ini, ditampilkan beberapa penampilan dari siswa Yayasan Pendidikan Dasar Pasundan yang sudah memberikan kontribusinya untuk pembangunan pendidikan di Kabupaten Garut.
“Saya melaporkan bahwa terdapat SMK dari Cisewu sampai ke Malangbong, terdapat 11 sekolah. Tadi pun terdapat lembaga yang didirikan pada tahun 1956,” ucapnya.
Abdusy Syakur mengungkapkan, saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan Paguyuban Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1913, dan sudah memperlihatkan kecintaan terhadap Indonesia pada pelaksanaan Sumpah Pemuda.
“Untuk memotivasi kita semua, bahwa kita memiliki lembaga yang hebat, lembaga yang sudah membuktikan dirinya membantu negara kita,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, mengajak masyarakat untuk memelihara bahasa maupun kebudayaan Sunda sejak dini, mulai dari tata cara menggunakan bahasa Sunda yang benar, sesuai dengan ketentuan yang ada.
Sekda Garut Nurdin Yana menyampaikan, dirinya merasa kagum atas penampilan-penampilan anak-anak sekolah dari Yayasan Pendidikan Dasar Pasundan. Kegiatan seperti ini harus terus berlangsung, mengingat budaya Sunda saat ini hampir terkikis oleh budaya luar.
Untuk itu, Nurdin berharap kondisi ini menjadi perhatian semua, dengan dimulai dari keluarga terkecil mendidik anak-anaknya tidak terlalu asing dengan bahasanya sendiri.
“Maka dari itu, mudah-mudahan ini menjadi pengingat dan perhatian kepada kita semua. Semoga kita mulai dari rumah masing-masing, mendidik anak-anak kita, agar anak-anak kita bisa menggunakan bahasa Sunda, dan tidak asing terhadap bahasa Sunda,” pungkasnya. (*/ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Sosial (Kemensos) bertindak cepat menangani dampak bencana banjir dan tanah longsor…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Memasuki masa tenang Pilkada Serentak 2024, ribuan alat peraga kampanye (APK) ditertibkan…
Oleh : Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. BANDUNG,…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pewarta Balai Kota Bandung (PBB) menggelar Mancing Asyik dan Donasi Piala Wali…
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- bank bjb meraih penghargaan bergengsi berupa Platinum Rank dalam ajang Asia Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Selena Gomez baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya mengalami masalah pencernaan yang disebut…