BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Universitas Pasundan (Unpas) dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah bekerja sama selama 5 bulan untuk mengembangkan komoditas sorgum. Selain menjalankan amanat presiden untuk menanam sorgum sebagai antisipasi krisis pangan dan memperkuat ketahanan pangan, Unpas dan PTDI juga menggandeng dan memberdayakan petani, serta pelaku UMKM melalui program industrialisasi sorgum.
Dilansir dari unpas.ac.id pada Selasa (15/8/2023), para pelaku UMKM diundang dalam Koordinasi Pemberdayaan Petani Jawa Barat Melalui Program Industrialisasi Sorgum, Senin (14/8/2023) di Sorgum Center, Gedung TJSL PT DI.
Koordinasi dihadiri Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Inovasi Prof. Dr. M. Budiana, S.IP., M.Si., Dekan Fakultas Teknik (FT) Dr. Ir. Yusman Taufik, M.P., Guru Besar FT Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si., dan perwakilan PTDI.
“Mengembangkan pangan lokal tantangannya memang besar. Tapi kalau tidak ada yang mengupayakannya, kita akan terus bergantung pada bahan pangan yang ada. Padahal tanaman pangan alternatif bisa tumbuh subur dan presiden telah mengimbau kita untuk menggencarkan penanaman sorgum,” jelas Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Inovasi Prof. Dr. M. Budiana, S.IP., M.Si.
Diketahui, kerja sama Unpas dan PTDI telah menghasilkan luaran berupa Sorgum Center yang berlokasi di Gedung TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) PTDI. Sorgum juga sudah ditanam di lahan sekitar gedung, bahkan terdapat tempat produksi untuk mengolah hasil panen sorgum.
Beberapa lahan di Kota Bandung dan wilayah lain di Jawa Barat juga tengah disiapkan agar budidaya sorgum semakin masif.
Pengembangan sorgum merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan PTDI. Namun, PTDI fokus merancang, membuat, dan menyempurnakan mesin produksinya, seperti mesin perontok, mesin penyosoh/pengupas, dan mesin penepung.
“PTDI memiliki kapasitas di bidang manufaktur permesinan. Jadi kita bekerja sama dengan membuatkan mesin produksi sorgum. Harapannya, sorgum bisa diproduksi dalam kuantitas yang stabil dan berstandar tinggi,” jelas Corporate Secretary PTDI Gemma Grimaldi.
PTDI Merancang Mesin Pengolahan Sorgum Mobile
Guna menjangkau lebih banyak petani sorgum dan pengguna, PTDI sedang merancang mesin pengolahan sorgum mobile (semi otomatis) yang terintegrasi di dalam kontainer.
Mesin pengolahan sorgum mobile ini mencakup mesin perontok, mesin pemisah, mesin pengupas, mesin pengering, dan mesin penepung yang dihubungkan dengan screw conveyor (mesin conveyor bermotor yang berotasi secara spiral untuk memindahkan bahan tertentu).
“PTDI melakukan automasi mesin pengolahan yang lebih efisien dengan standar dan kriteria industri, menggunakan material food grade sehingga aman untuk dikonsumsi,” tambahnya.
Dari hasil diskusi, mayoritas pelaku UMKM mengkhawatirkan minimnya produksi sorgum yang berakibat pada tingginya harga sorgum. Pelaku UMKM juga khawatir produksi olahan sorgum mandek di tengah jalan akibat mahalnya bahan baku dan kurangnya minat masyarakat.
Proses Pengembangan Sorgum Akan Selalu Diperhatikan
Menurut Prof. Wisnu, kekhawatiran pelaku UMKM sangat wajar. Untuk itu, pihaknya memastikan proses dari hulu ke hilir akan dibantu dan diperhatikan, mulai dari budidaya, permesinan, sampai pengujian kualitas produk.
“Ke depan, kami akan menjaring banyak UMKM untuk diberdayakan dan dibina. Kami juga mengupayakan sebaik mungkin supaya harga sorgum lebih murah, atau minimal sama dengan harga bahan pokok lainnya. Kami berprinsip untuk tidak merugikan petani dan UMKM,” terangnya.
Jika produksi sorgum sudah masif, Unpas dan PTDI berencana menyuplai sorgum ke rumah sakit karena kandungannya bagus untuk pemulihan pasien.
“Jangan terhambat dengan fenomena itu. Mudah-mudahan ikhtiar kita berbuah pada dikeluarkannya Keputusan Presiden (Keppres). Jika sudah ada Keppres, harga di pasaran bisa ditekan, jadi lebih terjangkau dan hilirisasinya maksimal,” pungkasnya. (*/ran)