BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Paguyuban Pasundan Gelar Upacara HUT RI ke-78.
Keluarga Pengurus Besar Paguyuban Pasundan melaksanakan upacara dalam memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78 pada Kamis (17/8/2023) di Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatra No. 41 Kota Bandung.

Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof. Dr.HM. Didi Turmudzi, M.Si menjadi pembina upacara dan peserta upacara merupakan civitas akademik, guru, tenaga pendidik, siswa dan siswi SD, SMP, SMA dan SMK Pasundan se-Bandung Raya.

Saat menjadi pembina upacara, Prof. Didi mengimbau agar tidak terlibat korupsi dan narkoba karena keduanya bisa menghancurkan bangsa. Kemudian ia juga mengatakan bahwa musuh bangsa adalah kebodohan.
“Ini adalah yang paling kita hadapi dan sangat berat. Oleh karena itu kita bersyukur Paguyuban Pasundan telah melahirkan lembaga pendidikan. Jauh sebelum kemerdekaan kita telah berkontribusi,” katanya.

Prof. Didi juga memberikan pesan kepada siswa dan siswi yang bersekolah di Pasundan yaitu harus percaya diri.
“Kita harus memiliki karakter pantang menyerah dan berani,” ucapnya.

HUT RI Siswa SMKN 4 Jambi
Sementara itu, Siswi SMKN 4 Kota Jambi mendapat kesempatan membuat baju Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu negara Iriana Joko Widodo untuk peringatan HUT RI ke-78 di Istana Negara pada Kamis (17/8/2023) lalu.
“Tahun ini siswa SMK ada yang diundang ke Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati dalam keterangannya, Jumat (18/8/2023) kemarin.
Dilansir dari ANTARA, keempat siswi yang diundang ke Istana Negara tersebut adalah Zaqia Cahyacamila, Sunia Ariska, Zea Abadiah dan Ayu Wulandari yakni para pelajar kelas 12 SMK jurusan tata busana.
Masing-masing pelajar itu membuat satu baju untuk Presiden Jokowi dan ibu negara. Seperti baju batik khas Jambi dan dua kemeja putih lengan panjang untuk Presiden Jokowi serta outer untuk Ibu Iriana.
Bahkan kemeja putih buatan SMKN 4 Kota Jambi ini dipakai oleh Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke SMKN 2 Bengkulu Tengah beberapa waktu lalu.
Sebelum mendapat undangan mengikuti upacara di Istana Negara, para siswi itu sempat kehilangan harapan karena baju-baju yang mereka buat tidak kunjung terdengar kabarnya setelah diambil langsung ke sekolah oleh Paspampres.
“Lama kami menunggu kabar apakah Bapak Presiden suka atau tidak dengan baju yang kami buat. Ingin rasanya melihat baju kami dipakai sama Presiden lewat foto saja tidak masalah,” ujar Zaqia.
Di tengah harap-harap cemas tersebut, kabar baik pun akhirnya datang. Yakni Presiden Joko Widodo memakai kemeja putih saat kunjungan kerja di Bengkulu sehingga membuat mereka lega sekaligus bangga.
Di tengah euforia kebahagiaan ternyata kabar gembira kembali datang karena mereka diundang ke Istana Negara untuk menghadiri upacara kemerdekaan.
Proses Pembuatan Baju Cukup Dramatis
Zaqia menjelaskan proses pembuatan baju sendiri cukup dramatis karena setiap detail dalam pengerjaan baju benar-benar penuh doa dan harapan.
“Setiap kali kami mulai mengerjakan, apakah buat pola atau menjahitnya, kami selalu membayangkan baju ini dipakai dan disukai oleh Presiden. Kami tidak berhenti doa,” katanya.
Setelah berhasil menjahit baju dan diundang ke Istana Negara, para siswi ini mengaku ingin bisa beraudiensi langsung dengan Presiden Jokowi dan berharap mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan.
Terlebih lagi, mereka sudah dibekali keterampilan menjahit sejak kelas 10 SMK dan magang di industri. Sehingga mereka ingin tidak hanya sekadar menjadi penjahit biasa saja, namun mampu mencapai karier terbaik di industri fesyen. (ran)












