BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Meski dilanda El Nino, namun persediaan beras di Kota Bandung aman hingga akhir tahun. Hal ini disampaikan Kepala Bulog Cabang Bandung, Erwin Budiana, kepada wartawan pada Jumat (18/8/2023).
Erwin mengatakan, sebagai kota konsumen, Bandung memang tidak bisa memenuhi kebutuhan stok beras sendiri. Sehingga, hanya bisa mengandalkan dari kota produsen, seperti Cirebon, Indramayu dan Subang.
“Kalau setok Insya Allah aman walaupun Bandung bukan daerah produsen. Kalau kita bicara terkait Bulog Jabar dapat pasokan dari daerah lain yang merupakan daerah produsen seperti dari Cirebon, Indramayu, Subang,” papar Erwin.
Meski demikian, Erwin mengaku memang ada pasokan yang terganggu karena bencana El Nino ini, Namun, tidak signifikan.
“Kemarin kita dapat tambahan stok dari Subang, Indramayu sekarang Cirebon. Walaupun ada El Nino kekeringan ya memang menggangu pasokan tapi Alhamdulillah secara total se-Jabar aman,” tuturnya.
Menurutnya, stok beras saat ini ada diangka 3.000 ton. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring pengiriman dari sejumlah daerah produsen beras dalam waktu dekat ini.
“Kemarin kita mendapat tambahan stok dari Subang, Indramayu dan waktu dekat ini Cirebon. Stok saat ini ada 3.000 ton, dan akan terus bertambah. Sementara kebutuhan Kota Bandung 1.000 ton,” ucapnya.
Selain beras, Erwin menyebut, gula, tepung hingga minyak goreng dipastikan tersedia dalam jumlah yang cukup. Termasuk untuk kebutuhan daging kerbau dalam kondisi yang aman.
“Tepung, gula dan minyak goreng khususnya brand MinyaKita, itu tersedia termasuk untuk minyak premium lainnya. Juga daging kerbau, kita selalu mempunyai stok,” ujarnya.
Erwin menambahkan, selalu berupaya menjaga ketersediaan bahan pokok termasuk harga. Terlebih, saat ini semua wilayah tengah menghadapi ancaman El Nino yang mengakibatkan kekeringan.
Kota Bandung Berharap pada Kota Produsen
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, sebagai kota yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri, Kota Bandung memang hanya bisa berharap pada kota produsen.
“Kita hanya berharap tidak ada keterlambatan pengiriman pasokan bahan makanan dari kota produsen,” tambahanya.
Karenanya, lanjut Gin Gin, pihaknya terus melakukan koordinasi dan komunikasi, agar kota produsen memprioritaskan Kota Bandung untuk pengiriman bahan pangan.
Di sisi lain, Gin Gin mengatakan, pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa memenuhi kebutuhun pangan setidaknya untuk mereka sendiri.
“Ya kita terus menggalakkan urban farming agar bisa dilaksanakan oleh masyarakat. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan untuk mereka sendiri,” terangnya. (put)