BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Mahasiswa Russian State Agrarian University yang berasal dari Indonesia, Amalia Raras Putri Cahyadi berhasil menaklukan gunung tertinggi di Eropa yaitu Gunung Elbrus untuk merayakan HUT RI ke-78. Ia berhasil mencapai puncak sebelum tanggal 17 Agustus 2023.
Raras merupakan orang ke-17 yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi di Eropa ini. Namun untuk kategori wanita, ia merupakan orang ke-5 yang berhasil mencapai puncak gunung tersebut.

Mahasiswa tingkat 3 Jurusan Biologi ini mengaku sudah lama tidak merayakan HUT RI di Indonesia, karena pada hari tersebut dirinya selalu ada di Rusia untuk menempuh pendidikan. Oleh karena itu, dirinya ingin merayakan HUT RI kali ini dengan sesuatu yang bersejarah dan cukup ekstrem
“Merayakan kemerdekaan selalu menjadi momen yang campur aduk bagi Saya. Sejak 2017 saya selalu merayakan kemerdekaan Indonesia malah jauh dari tanah air, dan jauh dari orang tua. Senang, karena merayakan kedaulatan negara ini, tapi sedih karena harus merayakan jauh dari bumi pertiwi,” ungkapnya ketika dihubungi Pas Jabar pada Sabtu (19/8/2023).
Promosi Indonesia ke Kalangan Pendaki Gunung Internasional
Selain untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, Raras juga membawa misi lain yaitu membawa misi menyuarakan hak-hak Wanita dan mempromosikan Indonesia ke kalangan alpinis atau pendaki gunung Internasional.
“Persiapan saya menuju Elbrus tidaklah mudah, karena fisik saya yang sangat mungil, bahkan sempat dianggap tidak memungkinkan naik ke Elbrus, membuat saya harus berlatih fisik lebih keras daripada pendaki lain,” katanya.
Selama 6 bulan, Raras setiap hari harus tekun melakukan latihan kardio, yang terdiri atas jalan kaki 10 km tiap hari, naik turun tangga 20 lantai, renang, angkat beban, bahkan latihan ekstrem seperti menyebrangi sungai dengan tas seberat 20 kg.
Meski telah berlatih keras, ia tetap mengalami kendala baik secara fisik maupun mental. Tingginya yang hanya 148 cm dan menjadi satu-satunya anggota perempuan serta satu-satunya orang asing menjadi kendala yang sangat besar.
“Saya sempat sangat kesulitan menyamakan kecepatan mendaki saya dengan para pendaki lainnya. Bagaimana tidak, saya yang kecil ini satu tim dengan atlet terjun payung Rusia, atlet marathon, bahkan salah satu anggota tim saya adalah tentara angkatan laut Rusia,” ujarnya.
Rara juga mengaku pada hari pertama pendakian sering menangis karena merasa lemah, gagal, dan malu saya karena paling lambat diantara yg lain. Tapi dirinya harus cepat melakukan evaluasi. Oleh sebab itu, di hari berikutnya, ia selalu bangun lebih pagi agar bisa latihan lebih lama.
Perjalanan Mendaki ke Gunung Elbrus

Pada Minggu (19/8/2023) Bersama timnya berangkat untuk menuju ke puncak Gunung Elbrus pukul 11.00 malam waktu Rusia. Pendakian yang berlangsung dari malam membuat dingin merasuk ke tulang. Apalagi suhu di gunung pada saat itu -20 derajat celcius.
Lalu saat di ketinggian 5200 M, ia bersama tim diterjang badai salju yang cukup parah. Hal itu membuat Rara tidak bisa melihat dimana anggota tim yang lain berada.
“Disaat itu, saya benar benar ketakutan, karena yang saya lihat hanyalah putihnya salju. Akhirnya karena terus-terusan oleng karena kencangnya angin, saya memutuskan untuk merangkak sambal meraba-raba tali yang menuju ke atas,” katanya.
Akhirnya di ketingggian 5480 mdpl, Rara bertemu lagi dengan anggota tim yg lain karena badai sudah berhenti. Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke atas. Meskipun sebenarnya mereka sudah sangat susah bernapas karena memang di ketinggian tersebut kadar oksigen berkurang sebanyak 60 persen dari biasanya.
Rara Berhasil Sampai ke Puncak Gunung Elbrus
Setelah melewati berbagai macam rintangan, akhirnya Rara berhasil sampai ke puncak pada Senin (7/8/2023) pukul 10.18 waktu setempat.
“Saya berhasil ke puncak Elbrus. Di puncak, saya menangis, tapi bukan lagi karena saya merasa gagal, capek ataupun merasa takut. Saya menangis, karena saya akhirnya menyadari bahwa identitas saya sebagai orang Indonesia. Sekarang sudah tidak lagi dibatasi oleh tempat dimana saya tinggal,” ucapnya.
Setelah mendaki akhirnya Rara sadar bahwa sejauh dan selama apapun dirinya pergi, Indonesia adalah rumah yang ia bawa. Bahkan sekalipun pergi ke puncak tertinggi di Eropa. (ran)