Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Bunda Literasi Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Dadang Supriatna mengungkapkan pentingnya tokoh literasi dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
Tokoh literasi berperan sebagai pilar penting yang membantu membentuk budaya membaca yang kuat dan berkelanjutan.
Emma Dety menyampaikan hal ini dalam acara sosialisasi Kampung Bedas Literasi Bandung di Hotel Grand Pasundan Bandung, Selasa (22/8/2023).
Emma Dety mengatakan tokoh literasi itu pertama menjadi inspirasi dan teladan, kedua meningkatkan motivasi membaca, ketiga memberikan rekomendasi sesuai minat dan preferensi masyarakat.
“Hal penting lainnya, yaitu keempat menciptakan lingkungan menarik dalam merangsang minat baca. Kelima memberikan pengaruh positif di media sosial, keenam membangun kebiasaan membaca masyarakat berkelanjutan. Ketujuh, peningkatan pendidikan dan kebudayaan,” kata Emma Dety.
Dalam paparannya, Bunda Literasi Kab. Bandung ini mengungkapkan bahwa tokoh literasi adalah individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya literasi dan membaca.
“Mereka berperan sebagai teladan dan pembimbing bagi masyarakat dalam mengembangkan minat baca dan mengapresiasi nilai dari literasi,” katanya.
Emma Dety menyebutkan pembinaan dalam upaya pembudayaan kegemaran membaca dan literasi di keluarga dilakukan melalui pemberdayaan tokoh perempuan dalam mendorong perwujudan masyarakat literat.
“Pemberdayaan tokoh perempuan dalam mendorong perwujudan masyarakat literat dilaksanakan oleh perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang perpustakaan,” jelasnya.
Ia pun menjelaskan komponen literasi wajib, berkaitan dengan gerakan literasi nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan terdapat 6 jenis literasi dasar yang wajib.
“Literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sanis, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan, dan literasi digital,” katanya.
Emma Dety juga turut mengungkapkan manfaat literasi bagi anak. Menurutnya, literasi membantu anak-anak dalam kehidupan sehari-hari dengan beberapa cara.
Mulai dari kemampuan membaca dan menulis, pemahaman dunia, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, peningkatan kosakata, kemampuan sosial, pendidikan dan pekerjaan.
Menurut Emma Detty, Literasi membantu anak mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berpikir kritis sejak dini, membantu memahami dunia di sekitarnya, berkomunikasi dengan baik, dan belajar sepanjang hidup.
“Literasi juga membuka pintu untuk pengetahuan, imajinasi, dan pemahaman yang lebih dalam terhadap budaya dan informasi di era digital saat ini,” tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara atau 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi.
Lebih lanjut Emma Dety mengatakan bahwa pentingnya peran ibu dalam literasi. Menurutnya, ibu adalah figur pertama dalam kehidupan anak dan memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan dan minat anak.
“Peran ibu sebagai bunda literasi memberikan dasar kuat bagi perkembangan keterampilan berbicara, mendengar, dan membaca anak,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan penunjukkan bunda literasi tingkat RW di Kabupaten Bandung.
Dikatakannya, diperlukan tokoh literasi dalam upaya memasyarakatkan literasi terhadap masyarakat Kabupaten Bandung.
“Tokoh literasi juga dapat menjadi penyambung informasi-informasi penting seputar kegiataan-kegiataan literasi antara Dispusip dengan masyarakat,” katanya.
Untuk diketahui, katanya, bahwa Dispusip Kab. Bandung melalui program Kampung Bedas Literat telah menetapkan Bunda Literasi tingkat RW se-Kabupaten bandung, yaitu mencapai 43.050 bunda literasi.
Disebutkan, pentingnya pembentukan bunda literasi hingga tingkat RW.
Pembentukan bunda literasi hingga ke desa-desa sangat penting karena dapat membantu mengurangi kesejangan literasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
“Bunda literasi di desa dapat memberikan akses pendidikan awal yang berkualitas kepada anak-anak, memperkuat keterampilan membaca dan menulis pada usia dini, serta membantu orang tua atau wali dalam mendukung perkembangan literasi anak-anak mereka. Hal ini akan membantu menciptakan generasi yang lebih terampil dan siap menghadapi peluang di masa depan,” ujarnya.
Emma Dety mengatakan peran bunda dalam mengembangkan literasi anak-anak.
Pertama, bunda dapat membantu anak-anak dalam literasi membaca, seperti
membacakan buku sebelum tidur, mengunjungi perpustakaan, dll.
Kedua, aktivitas literasi yang dapat dilakukan bersama anak-anak yaitu menulis cerita bersama, membuat buku mini, dll.
Ketiga, memberikan contoh strategi untuk mengatasi kendala, seperti membentuk kebiasaan membaca, mengatur waktu layar, dll.
Keempat, mengajarkan anak-anak cara memahami pesan media dan menggunakan teknologi dengan bijak.
Kelima, bagaimana bunda dapat memandu anak-anak dalam memilih konten yang tepat dan aman.
“Literasi untuk kesejahteraan,” katanya. (Fal)