PASPENDIDIKAN

Pekerja Anak Akan Timbulkan Masalah yang Luas dan Kompleks

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Prof. Nunung Nurwati mengatakan bahwa keberadaan pekerja anak akan menimbulkan masalah luas dan kompleks.

Dilansir dari unpad.ac.id pada Rabu (6/9/2023), membiarkan anak menjadi pekerja akan membentuk SDM berkualitas rendah hingga lingkaran kemiskinan.

“Bagi anak itu sudah jelas akan mengganggu tumbuh kembang dan kehilangan hak-haknya dan mereka akan menjadi SDM yang kualitasnya rendah,” kata Prof. Nunung.

Menurutnya, hal tersebut diakibatkan anak sejak usia dini sudah bekerja bahkan ada yang tidak sekolah. Mereka juga memiliki upah yang rendah. Ketika mereka dewasa, kemungkinan besar akan menjadi tenaga yang tidak berkualitas, bekerja serabutan, dan terus memiliki upah rendah.

Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi terulang ketika sudah berkeluarga. Mereka akan kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga berpotensi kembali menjadi keluarga miskin dan mendorong anak-anak mereka untuk bekerja.

“Nah, itulah yang disebut dengan lingkaran kemiskinan,” kata Prof. Nunung.

SDM yang Rendah Bisa Timbulkan Masalah

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa SDM dengan kualitas yang rendah ini akan menimbulkan masalah bagi masyarakat secara luas bahkan negara. Sehingga tidak mampu bersaing di pasar global.

Menurut Prof. Nunung, penyelesaian masalah ini bukanlah dengan menarik anak langsung dari pasar kerja. Akar permasalahannya bukanlah pada anak, melainkan lingkungan yang terdekat, terutama keluarga. Keluarga semestinya mampu untuk memenuhi hak-hak anak, terutama hak bersekolah dan bermain.

“Pendekatan untuk penanganan pekerja anak itu tidak bisa dilakukan secara parsial tetapi harus dilakukan secara holistik. Tidak hanya pendekatan ekonomi saja atau legal formal saja, misalnya dengan peraturan, dengan kebijakan, atau dengan program-program pemberdayaan saja itu menurut saya tidak akan menyelesaikan akar masalahnya,” ujar Prof. Nunung.

Oleh karena itu, intervensi semestinya dapat dilakukan secara multidisiplin ilmu. Ia pun menawarkan suatu konseptualisasi intervesi pekerja anak, dilihat dari the strengths perspective dan person-in-environment perspective.

Prof. Nunung mengatakan bahwa lingkungan harus tercipta secara kondusif sehingga anak bisa mengaktualisasikan dirinya. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Tetapi berbagai institusi, formal maupun nonformal.

Ketahanan keluarga juga menjadi penting untuk diperhatikan dengan menggali potensi kekuatan yang ada di masing-masing individu atau keluarga. Dengan ketahanan keluarga, diharapkan anak terbebas dari keharusan untuk bekerja.

“Kita juga harus memperhatikan norma budaya yang melingkupi semua dari timbulnya pekerja anak, karena budaya atau kebiasaan juga mempengaruhi anak bekerja,” ujar Prof. Nunung. (*/ran)

Nurrani Rusmana

Recent Posts

Ribuan Warga Jabar Ikuti Senam Bersama Porpi

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ribuan warga dari kabupaten/Kota di Jabar ikuti Senam Bersama Persatuan Olahraga Pernafasan…

59 menit ago

Paul Munster Kecewa Usai Dikalahkan Persib

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Lawatan Persebaya Surabaya ke Bandung berakhir sia-sia. Pelatih Persebaya Paul Munster pun…

14 jam ago

Cawagub Ilham Habibie Blusukan di Cimahi

CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ilham Habibie blusukan menemui masyarakat Kota Cimahi,…

14 jam ago

Raih Kemenangan, Persib Bandung Pantang Besar Kepala

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kembali raih kemenangan. Persebaya Surabya pun jadi korbannya setelah dilumat…

14 jam ago

Sempat Terkapar, Begini Kondisi Terkini Tyronne del Pino

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Tyronne del Pino jadi salah satu pusat perhatian di laga Persib Bandung…

15 jam ago

Bojan Hodak Bongkar Kunci Persib Kalahkan Persebaya

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung mendulang kemenangan atas Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.…

15 jam ago