KABUPATEN BANDUNG BARAT, WWW.PASJABAR.COM – Kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), selama 25 hari tak kunjung padam hingga Pemda KBB pun menyerah untuk melakukan penanganan dan menyerahkan ke Pemprov Jabar.
Asap putih masih tetap mengepul di beberapa zona yang terbakar. Adanya asap tersebut menandakan masih ada titik dari tumpukan sampah akibat gas metan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas, mengatakan, keberadaan gas metan tersebut sebetulnya sudah ditangani, tapi asap tipis hingga saat ini masih tetap muncul.
“Sebenarnya penanganan gas metan itu sudah, kita ratakan, dipadatkan dengan buldoser, ada pipa penangkap, dan ada lumpur yang kita taruh,” ujarnya.
Selain gas metan, faktor yang memicu kebakaran itu, sulit dipadamkan karena cuaca panas musim kemarau dan tentunya masih ada embusan angin kencang yang bisa menyebabkan api kembali muncul.
“Sekarang sedikit-sedikit jadi memang panas sekali dan pemicunya bisa jadi ada kaca saja ya karena panas jadi mantul lalu muncul api,” kata Prima.
Setelah penanganan diambil alih dari Pemda KBB dan status tanggap darurat bencana diperpanjang, pihaknya akan melakukan berbagai upaya agar kebakaran TPA Sarimukti ini bisa cepat padam.
“Untuk pemadamannya sudah diambil alih sama provinsi, berarti sekarang polanya di BPBD, di bawahnya ada komandan. Satgasnya tiap hari dari Brigif 15 Kujang, empat level di bawah komando itu semuanya bergerak,” ucapnya.
Hanya saja, kata Prima, kondisi di beberapa zona yang terbakar itu masih berbahaya, meski kelihatannya asap sudah terlihat tipis, namun di dalam tumpukan sampah kemungkinan besar masih ada ada titik api.
“Tapi di dalamnya kita enggak tahu tuh, makanya ada tim ITB, TNI yang menggunakan thermal drone untuk mendeteksi panasnya ada dimana.”
“Upayanya kita juga sekarang penutupan pakai tanah supaya rongga-rongga yang ada di antara sampah itu padat,” pungkas Prima.