BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Program Sakura Exchange kembali berjalan setelah terhenti akibat pandemi Covid-19. Dua mahasiswa dari Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pasundan berhasil mendapatkan beasiswa kunjungan ke kota Kitakyushu, Jepang.
Dua mahasiswa Teknik Lingkungan Unpas yang berhasil mendapatkan beasiswa tersebut yaitu Refiandy Noverando dan Panji Andika Habibie Feni. Mereka telah berangkat pada Jumat (15/9/2023) lalu dan akan kembali pada Sabtu (23/9/2023). Mereka terpilih dari 10 orang mahasiswa Teknik Lingkungan Unpas yang ikutan seleksi.
Kegiatan kunjungan dari Program Sakura Exchange ini dibiayai sepenuhnya oleh Japan Science and Technology Agency (JST).
Dosen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Unpas sekaligus panitia dari Program Sakura Exchange, Dr. Yonik Meilawati Yustiani, ST., MT. mengatakan mahasiswa Teknik Lingkungan Unpas mendapat kesempatan kunjungan ke Kitakyushu sejak 2014.
“Hampir setiap tahun ada, sekitar satu sampai dengan dua mahasiswa yang berangkat. Terakhir sebelum pandemi Januari 2020 ada satu mahasiswa yang berangkat,” katanya saat dihubungi Pasjabar, Senin (18/9/2023).
Yonik menjelaskan untuk mendapatkan beasiswa tersebut mahasiswa mengikuti seleksi dengan membuat essay dengan topik beragam, membuat tayangan presentasi dan berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Sebelum berangkat ke kota Kitakyushu, mahasiswa diberi pembekalan materi dari essay yang mereka buat, pembekalan moral supaya tetap beribadah dengan baik di sana dan beretika sopan, namun tetap cekatan.
Selain itu, mahasiswa juga diberi arahan oleh Dekan Fakultas Teknik Unpas Dr. Ir. Yusman Taufik, M.P pada Selasa (12/9/2023) lalu di Ruang Rapat Dekanat. Ia berharap mahasiswa dapat mempelajari teknologi yang diterapkan di Kota Kotakyushu sehingga dapat diimplementasikan di Indonesia.
“Mahasiswa diberi pesan agar banyak menimba ilmu pengetahuan. Terutama mengenai pengelolaan lingkungan dan perilaku masyarakat Jepang dalam menjaga lingkungannya. Kami bekali juga agar mengikuti ritme kedisiplinan di sana,” kata Yonik.
Tempat Kunjungan Mahasiswa Selama Mengikuti Program Sakura Exchange
Ia menyebut bahwa selama di sana mahasiswa akan mengunjungi museum-museum yang berkaitan dengan lingkungan, lalu ke salah satu pulau untuk melakukan penelitian mengenai sampah yang terakumulasi di pantai.
“Selain itu mereka mengunjungi eco town, kawasan industri daur ulang. Industri ini menerima sampah elektronik, mobil, vending machine, mesin fotokopi, dan lain-lain untuk dipilah dan disiapkan sebagai bahan baku produk baru,” jelasnya.
Kemudian ia mengatakan mahasiswa juga akan mengunjungi biotope, kawasan reklamasi yang daratannya dibuat dari sisa pembakaran sampah. Di sana juga ada museum ekosistem, pembangkit listrik tenaga angin, dan wetland untuk sarana edukasi ekologi.
“Kunjungan lainnya yaitu ke kawasan pengolahan air limbah domestik terpusat yang dilengkapi oleh sarana edukasi yang bagus dan interaktif. Pelabuhan yang dekat dengan Kitakyushu, yaitu pelabuhan Mojiko juga akan dikunjungi oleh mahasiswa untuk melihat kawasan bergaya Eropa sebagai bagian dari sejarah pelabuhan tersebut,” terangnya.
Yonik menyebut terdapat museum Albert Einstein di sana, karena ilmuwan tersebut pernah tinggal beberapa waktu di daerah Mojiko.
“Mahasiswa juga akan mengunjungi satu NGO yang menangani foodwaste (sampah makanan) yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti hotel, rumah sakit, dan lain-lain untuk dijadikan kompos. Kompos yang dihasilkan akan digunakan untuk pertanian sekitar,” ujarnya.
Kemudian mahasiswa akan diminta untuk presentasi di depan Ketua Departemen Sistem Pengelolaan Lingkungan Universitas Kitaktyushu, Prof. Matsumoto mengenai hasil kunjungan mereka.
Yonik berharap setelah mengikuti program ini mahasiswa akan memiliki wawasan baru mengenai pengelolaan lingkungan, baik secara teknologi, kelembagaan, peran serta masyarakat Jepang.
“Semoga mahasiswa dapat menerapkan apa yang mungkin bisa diterapkan di Indonesia. Walaupun skala kecil dulu untuk memperbaiki kondisi lingkungan di sini,” harapnya.
Diketahui Penyelenggara program ini adalah Laboratorium Matsumoto, Universitas Kitkkyushu, sebagai unit yang bekerjasama dengan Prodi Teknik Lingkungan Universitas Pasundan. (ran)