BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sampah di TPS yang ada di pasar Kota Bandung mengalami overload. Perumda Pasar Juara Kota Bandung stop menerima sampah dari luar.
“Jadi sebenarnya, kalau volume sampah di TPS yang di dalam pasar, hanya 5 persen berasal dari pedagang. Sisanya sampah berasal dari warga sekitar, ” ujar Kabid Keamanan dan Kebersihan Perumda Pasar Juara, Rismawan, kepada wartawan Senin (16/10/2023).
Rismawan mengatakan pihaknya menutup sementara untuk pembuangan sampah dari luar pasar. Supaya sampah yang terangkut bisa diprioritaskan untuk sampah yang berasal dari pedagang pasar.
“Penutupan ini dilakukan hanya sementara. Sampai sampah yang ada bisa terangkut, ” tambahnya.
Sedangkan untuk sampah organik yang sudah terlanjur menumpuk, Rismawan mengatakan diatasi dengan sistem magotisaai, loseda dan komposter.
“Sudah ada tiga pasar yang menggunakan sistem magotisasi, yaitu pasar Kosambi, pasar Sederhana, dan pasar Balubur. Dalam waktu dekat, akan menyusul di pasar Karapitan, ” tambahnya.
Untuk sampah anorganik, Rismawan menyebut, pihaknya bekerja sama dengan pengepul. Sehingga sisanya hanya berupa residu yang bisa dibuang ke TPA. “Kalau sudah dalam bentuk residu, tinggal dibuang ke TPA,” tuturnya.
Untuk magot yang dihasilkan, sementara ini digunakan oleh pasar lainnya. Jika ke depan semua pasar sudah menerapkan sistem magotisasi, maka magot yang dihasilkan bisa dijual.
“Sementara ini, magot yang dihasilkan dipakai untuk pasar ini dulu. Nanti kalau semua pasar sudah menerapkan sistem magotisasi, baru bisa dijual,” tegasnya.
Riswandi mengatakan, ini sudah sesuai dengan arahan Sekda Kota Bandung yang memerintahkan, agar sampah dikelola secara mandiri.
Sosialisasi Sampah Kepada Pedagang
Hal senada disampaikan Plt Direktur Utama Perumda Pasar Juara Kota Bandung, Ricky Ferlino Shafri Djohan, yang mengatakan, apa yang dilakukan Perumda Pasar sudah sesuai dengan instruksi Wali Kota.
“Perumda pasar juara berupaya sebaik mungkin, sesuai Iwal (Instrusi Wali Kota, red), ” paparnya.
Untuk itu, lanjut Ricky, pihaknya sudah dan terus melakukan sosialisasi terhadap pedagang di seluruh pasar agar melakukan pemilahan dan pengolahan sampah. Sehingga bisa mengurangi sampah di TPS.
“Kami juga melakukan beberapa program pengolahan seperti magotisasi, loseda dan komposter,” tuturnya.
Selain itu, Ricky mengatakan, pihaknya melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak kewilayahan agar warga tidak membuang sampah ke TPS yang berada di pasar. “Terutama yang volumenya sudah membludak,” pungkasnya. (put)