BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pusat Studi Komunikasi Lingkungan (Pusdikomling) Universitas Padjadjaran dan Gibbonesia melakukan kampanye postif yang bertemakan “Sayangi, Lindungi, Owa”. Hal ini dalam rangka menyambut International Gibbon Day atau Hari Owa Internasional yang jatuh pada Selasa (24/10/2023) besok.
Kampanye menyambut Hari Owa Internasional ini dilaksanakan di Lapangan Gasibu, Kota Bandung pada Minggu (22/10/2023). Kampanye Pelestarian Owa Jawa di Kota Bandung ini adalah sebuah inisiatif kolaboratif untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung upaya pelestarian Owa Jawa, spesies primata yang terancam punah.
Kampanye dalam rangka Hari Owa Internasional ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari pemberian informasi seputar Owa Jawa, tetarikal jalanan, hingga pertunjukan pantomime kehidupan Owa Jawa yang dilakukan oleh Wanggi Hoed, seorang seniman pantomime Indonesia.
Owa Jawa merupakan salah satu hewan langka yang ada di Dunia. Berdasarkan keterangan dari The International Union for Conservation of Nature’s (IUCN), Owa jawa atau yang dikenal dengan nama latin Hylobates moloch tercatat sebagai satwa dengan status Endangered (terancam punah). Dalam peringatan ini Pusdikomling Unpad mengajak seluruh elemen Masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya untuk senantiasa menjaga habitat Owa Jawa.
Kegiatan yang Dilakukan Dalam Kampanye Owa Jawa
1. Penyebaran informasi: Salah satu fungsi utama dari penyebaran informasi adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan dan kepentingan Owa Jawa. Banyak orang mungkin tidak tahu bahwa spesies ini ada atau menghadapi ancaman kepunahannya. Informasi ini membantu menciptakan pemahaman tentang kekayaan alam Indonesia dan pentingnya menjaganya. Selain dari itu, Informasi yang disebarkan tentang Owa Jawa dapat mendorong partisipasi masyarakat dan mendapatkan dukungan untuk upaya pelestarian. Ketika orang tahu tentang tantangan yang dihadapi oleh spesies ini, mereka lebih cenderung terlibat dalam kampanye pelestarian dan mendukung organisasi-organisasi yang bekerja untuk melindungi Owa Jawa.
2. Teatrikal jalanan: Pertunjukan teater jalanan tentang Owa Jawa dapat menarik perhatian masyarakat secara langsung. Ini membantu dalam meningkatkan kesadaran tentang keberadaan dan ancaman yang dihadapi oleh spesies ini. Melalui narasi dramatis, teater jalanan dapat membantu orang memahami pentingnya pelestarian Owa Jawa dengan cara yang emosional dan mendalam.
3. Pantomim Owa jawa: Pantomim adalah bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang kuat. Dalam teatrikal jalanan, pantomime digunakan untuk mengkomunikasikan emosi dan perasaan karakter dengan cara yang mudah dimengerti oleh penonton. Hal ini membantu menciptakan hubungan emosional antara penonton dan karakter, sehingga pesan atau cerita lebih berkesan. Dalam teatrikal jalanan tentang Owa jawa, pantomim ini digunakan untuk menjelaskan plot atau peristiwa dalam cerita kehidupan Owa jawa, mulai dari ancaman hingga cara melestarikannya. Hal ini membuat pertunjukan yang dilakukan oleh Pusdikomling dan Gibbonesia Indonesia lebih kaya makna.
Tujuan Kampanye yang dilakukan oleh Pusdi Unpad dan Gibbonesia
• Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan dan pentingnya pelestarian owa Jawa. Melalui kampanye ini Pusdikomling Unpad dan Gibbonesia Indonesia berharap adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan fungsi penting Owa jawa di alam.
• Memotivasi penonton untuk mendukung upaya pelestarian dan mengambil tindakan nyata untuk melindungi habitat owa Jawa. Kampanye ini juga memiliki pesan kepada masyarakat agar selalu mendukung Upaya pelestarian Owa jawa.
• Menginspirasi generasi muda untuk menjadi pelindung lingkungan dan pelestari alam. Generasi muda sebagai penerus dapat terinspirasi dan mau menjaga habitat Owa jawa dengan menjaga hutan.
Owa jawa sendiri memiliki karakteristik berupa tungkai tangan yang lebih panjang dari kaki, suara yang khas, serta tidak memiliki ekor. Ketiga ciri inilah yang membedakan Owa jawa dan monyet.
Jaga Kelestarian Owa Jawa di Alam
Kampanye yang dilakukan oleh Pusdikomling Unpad dan Gibbonesia Indonesia ini mengajak semua elemen masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya untuk menjaga dan melestarikan Owa jawa di alam. Dr.Herlina Agustin,M.T, selaku koordinator acara mengatakan bahwa kampanye Owa jawa ini dilakukan karena Owa jawa adalah primata yang hampir punah.
“Owa Jawa merupakan salah satu dari satwa liar yang saat ini terancam punah karena masalah perburuan, perdagangan, pemeliharaan dan hilangnya habitat serta perubahan iklim. Jika mereka punah, maka akan terjadi ketimpangan ekologis yang akan berakibat punahnya manusia,” kata Herlina.
Melalui gerakan kampanye positif yang dilakukan, Dr. Herlina dan Pusdikomling Universitas Padjadjaran berharap agar masyarakat lebih peduli terhadap kelestarian satwa dilindungi.
“Diharapkan masyarakat lebih peduli dan memperhatikan kehidupan dan kelestarian satwa liar termasuk Owa demi kehidupan manusia itu sendiri,” ujar Herlina.
Gibbonesia Indonesia melalui perwakilannya, Afrizal Abdi mengatakan bahwa ancaman terhadap Owa jawa sendiri terdiri dari berbagai sumber ancaman. Ancaman dari sisi habitat adalah terjadinya fragmentasi habitat. Selain itu, ancaman lainnya berupa pemeliharaan satwa dilindungi ini.
“Masyarakat bisa mencintai satwa dengan cara melepas mereka hidup di alam, tidak dengan memburu, lalu memperdagangkan, dan ada juga yang memelihara. Itu tidak boleh yah, satwa itu hidupnya di alam, jadi biarkan saja mereka di alam,” katanya.
Afrizal pun menjelaskan bahwa rumah satwa ada di alam (hutan), jangan diganggu, satwa juga memiliki fungsi di alam. Seperti fungsi Owa jawa di alam yang dapat menyebarkan biji-biji tumbuhan. Sehingga hal ini dapat berperan dalam kelestarian hutan.
Pusdikomling Unpad dan Gibbonesia Indonesia percaya bahwa kampanye ini akan menjadi langkah penting dalam melindungi keberagaman hayati Indonesia dan memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan alam dan masyarakat. Mari bersama-sama menjaga kekayaan alam Indonesia untuk generasi mendatang. (*/ran)